Bisnis.com, MAKASSAR - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak Januari-April 2025 tercatat sebesar Rp5,12 triliun yang telah diberikan kepada 91.330 debitur.
Angka realisasi KUR tersebut lebih rendah 7,75% jika dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya dengan jumlah Rp5,55 triliun.
Penyaluran pada skema mikro mendapat porsi mayoritas sebesar Rp3,89 triliun, namun angkanya menurun 11,73% dibanding tahun lalu yang mencapai Rp4,41 triliun.
Begitu pun dengan skema supermikro yang angkanya anjlok 85,44% atau hanya terealisasi 4,65 miliar saja per April 2025.
Sementara untuk penyaluran pada skema kecil mengalami kenaikan 10,34%, dari Rp1,11 triliun pada realisasi per April 2024 menjadi Rp1,22 triliun per tahun ini.
Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulsel Angkaswantoro mengatakan sektor usaha pertanian, perburuan, dan kehutanan menjadi sektor yang menerima KUR paling besar mencapai Rp2,42 triliun.
Baca Juga
Kemudian disusul sektor perdagangan besar dan eceran Rp1,72 triliun; jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Rp364,23 miliar; industri pengolahan Rp193,61 miliar; perikanan Rp193,41 miliar; dan sektor lainnya Rp235,31 miliar.
"Jadi Kementerian Keuangan sendiri telah memberikan subsidi bunga KUR di Sulsel hingga April 2025 itu mencapai Rp457,29 miliar untuk 91.330 debitur," kata Angkaswantoro, Senin (2/6/2025).
Sementara itu dari sisi perusahaan penyalur, Bank BRI menjadi yang paling banyak menyalurkan KUR di Sulsel, yakni Rp4,11 triliun yang telah diberikan kepada 83.435 debitur.
Kemudian disusul Bank Mandiri Rp657,77 miliar; Bank Sulselbar Rp109,21 miliar; Bank BNI Rp101,11 miliar; Bank BSI Rp100,52 miliar; dan bank lainnya Rp46,13 miliar.
Lima besar daerah di Sulsel yang paling banyak menerima KUR yakni Kabupaten Bone Rp502,38 miliar dengan 8.602 debitur, Kota Makassar Rp494,07 miliar dengan 8.147 debitur, Kabupaten Gowa Rp393,23 miliar dengan 6.795 debitur, Wajo Rp350,89 miliar dengan 6.519 debitur, dan Bulukumba Rp318,09 miliar dengan 5.219 debitur.