Bisnis.com, MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan kinerja sektor perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) posisi Januari 2025 masih positif meskipun tumbuh moderat, baik dari sisi total aset, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit.
Total aset perbankan di wilayah ini pada awal tahun tercatat Rp200,37 triliun atau tumbuh 5,59% year on year (yoy). Sementara DPK terhimpun Rp134,73 triliun atau tumbuh 6,21% yoy dan penyaluran kredit tercatat Rp163,91 triliun atau tumbuh 4,61% yoy.
"Kinerja intermediasi perbankan di Sulsel juga terjaga dengan loan to deposit ratio atau LDR 123,92% dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,83%," ungkap Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Moch. Muchlasin, Senin (7/4/2025).
Dia menambahkan perbankan konvensional masih mendominasi cakupan realisasi dibandingkan perbankan syariah. Aset bank konvensional pada periode awal tahun sebesar Rp183,57 triliun dengan share mencapai 91,62%. DPK sebesar Rp122,84 triliun dengan share 91,18% dan kredit sebesar Rp149,59 triliun dengan share 91,26%.
Meskipun cakupan perbankan syariah di Sulsel masih di bawah 9%, namun pertumbuhannya jauh di atas konvensional. Per Januari 2025, aset perbankan syariah tumbuh 20,62% yoy menjadi Rp16,80 triliun, DPK tumbuh 17,74% yoy menjadi Rp11,88 triliun dan penyaluran kredit juga tumbuh 20,05% yoy menjadi Rp14,32 triliun.
"Tingkat intermediasi perbankan syariah pun berada pada level 120,50% dengan tingkat NPF atau kredit bermasalah lebih rendah dibanding bank konvensional, pada level 2,20%," tutur Muchlasin.
Baca Juga
Pertumbuhan kinerja perbankan syariah pada awal tahun ini melanjutkan capaian positifnya pada posisi hingga akhir tahun 2024 yang saat itu asetnya tumbuh 22,24% yoy, penghimpunan DPK tumbuh 18,96% yoy, dan penyaluran pembiayaan tumbuh 19,82% yoy.