Bisnis.com, MAKASSAR – Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang Januari - April 2024 tercatat telah mencapai Rp5,55 triliun, melonjak tinggi 86,85% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp2,97 triliun.
Angka ini kini menjadikan Sulsel sebagai provinsi dengan penyalur KUR tertinggi di luar Jawa atau menduduki peringkat empat nasional setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi Sulsel Supendi mengatakan lonjakan tersebut dipicu kebijakan pemerintah setempat yang tengah mendorong transaksi KUR tahun ini bisa naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya atau bisa memenuhi target Rp30 triliun sepanjang 2024.
Selain itu realisasi KUR Sulsel tahun lalu yang baru disalurkan pada Maret 2023 akibat perubahan aturan penyaluran di awal tahun, memberi dorongan realisasi transaksi yang tercatat cukup tinggi pada awal tahun ini.
"Tahun ini ada dorongan dari Pemprov Sulsel untuk meningkatkan penyaluran KUR ke masyarakat hingga dua kali lipat, ditambah lagi penyaluran tahun lalu yang baru bisa tersalurkan pada Maret 2024, memberi pengaruh pertumbuhan realisasi pada tahun ini," ungkapnya melalui keterangan resmi, Selasa (4/6/2024).
Supendi memerinci, KUR di wilayah ini telah tersalurkan kepada 99.604 debitur. Sektor usaha paling banyak mendapatkan kredit ini adalah pertanian, perburuan, dan kehutanan senilai Rp2,26 triliun hingga April 2024.
Baca Juga
Sektor perdagangan besar dan eceran mendapatkan porsi yang juga hampir sama atau menempati urutan kedua sebesar Rp2,05 triliun.
Selanjutnya ada sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya sebesar Rp483,31 miliar; sektor industri pengolahan Rp260,46 miliar; sektor perikanan Rp220,28 miliar; dan sektor lainnya Rp274,85 miliar.
Sementara untuk penyalur yang menyalurkan KUR paling banyak antara lain BRI sebesar Rp4,58 triliun; Bank Mandiri Rp505,66 miliar; BNI Rp123,55 miliar; BSI Rp113,68 miliar; Pegadaian Syariah Rp112,89 miliar; Bank Sulselbar Rp85,10 miliar; BTN Rp19,27 miliar; dan lainnya Rp11,16 miliar.