Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) mulai serius menggarap pengembangan tanaman sawit dan tebu, utamanya melalui perluasan skema kemitraan dengan para petani.
Melihat potensi yang cukup menjanjikan, upaya tersebut akan didukung penuh oleh dua belah pihak dengan harapan bisa menjadikan komoditas ini masuk dalam komponen salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Sulsel.
Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, skema tersebut sebenarnya telah diterapkan untuk tanaman sawit sejak 2018 silam. Melalui Program Peremajaan Sawit Rakyat, pemerintah melakukannya di dua kabupaten, yaitu Luwu Timur dan Luwu Utara.
Berdasarkan data laporan monitoring progres Peremajaan Sawit Rakyat Provinsi Sulsel, di Kabupaten Luwu Timur tercatat total luas lahan 3.769,29 hektare dengan total luas tanam 3.295,89 hektare. Sedangkan di Kabupaten Luwu Utara tercatat total luas lahan 4.109,93 hektare dengan total luas tanam 3.870,44 hektare.
Sementara untuk tanaman tebu, pihaknya masih akan melakukan evaluasi sistem manajemen airnya agar rendemen tebu di Sulsel bagus dengan produksi yang tinggi. Pasalnya untuk produksi gula, rendemen tebu wilayah ini hanya berkisar antara 5% - 7%, lebih rendah dibandingkan kualitas tebu di area Jawa yang rendemennya berkisar antara 8% - 10%.
"Dua sektor yang oleh PTPN di Sulsel kami dukung penuh adalah sawit dan tebu. Tanaman sawit akan kita kembangkan terus seperti yang sudah dilakukan di Luwu. Sementara tebu, mengingat saat ini impor gula konsumsi masih berlangsung, penanganan masalah rendemen tadi kita targetkan 2028 rampung," jelasnya kepada wartawan, Rabu (22/5/2024).
Baca Juga
Sementara Direktur Manajemen Resiko PTPN III, M. Arifin Firdaus menyampaikan, berdasarkan statistik Data Tetap 2022, total luas tanam sawit Sulsel 34.677 hektare yang tersebar di 12 kabupaten.
Rinciannya, tanaman belum menghasilkan seluas 13.809 hektare, tanaman menghasilkan seluas 24.646 hektare, dan tanaman rusak/tidak menghasilkan seluas 1.732 hektare. Dari kondisi ini diperoleh produksi sebanyak 101.073 ton dengan rata-rata 4.101 kilogram/hektare.
Sementara tanaman tebu telah dibudidayakan di lima kabupaten di Sulsel, dengan total luas areal 3.212 hektare, total luas panen 2.037 hektare, dan produktivitas 1.816 kilogram/hektare.
"Terkait pengembangan tebu, di wilayah Sulsel, khususnya Kabupaten Gowa, Takalar, dan Bone, terdapat alokasi bantuan pupuk untuk lahan seluas 350 hektare yang anggarannya bersumber dari APBN," tuturnya.