Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerakan Menanam Cabai di Sulsel, Bagaimana Efektivitasnya

Gerakan ini dinilai akan mempengaruhi tingkat produksi menjadi lebih baik yang bagus untuk jangka panjang.
Petani memanen cabai di persawahan Desa Terkesi, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (14/1/2019)./Antara-Yusuf Nugroho.
Petani memanen cabai di persawahan Desa Terkesi, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (14/1/2019)./Antara-Yusuf Nugroho.

Bisnis.com, MAKASSAR - Gerakan Menanam Cabai oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dinilai bisa menjadi solusi pengendalian inflasi wilayah ini untuk jangka panjang karena akan mempengaruhi tingkat produksi menjadi lebih baik.

Ekonom Universitas Hasanuddin (Unhas) Hamid Paddu menilai jika produksi bisa terus ditingkatkan, maka lambat laun komoditas cabai di Sulsel akan semakin terjaga. Kondisi ini bisa berefek pada kestabilan harga karena kebutuhan bisa terus tercukupi.

"Sebenarnya kalau untuk jangka panjang, tentu solusinya adalah memperbaiki produksi dan biaya logistik. Gerakan menanam ini bisa menjadi upaya dalam peningkatan produksi cabai di Sulsel," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (21/9/2023).

Namun, Hamid menambahkan, berbeda halnya jika targetnya adalah pengendalian inflasi jangka pendek. Menurutnya, permasalahan cabai di Sulsel saat ini bukan dari sisi produksi, melainkan dari sisi distribusi. Sehingga upaya konkret pengendalian inflasi sampai akhir tahun seharusnya lebih difokuskan pada akses penyaluran komoditas.

Dia mencontohkan, pada bulan-bulan tertentu, stok cabai Sulsel banyak yang tidak terbeli meskipun permintaan tetap sama. Artinya pada bulan tersebut, produksi cabai justru melimpah. Di sisi lain, ketersediaan cabai tidak merata di tiap daerah yang membuat harga komoditas ini bervariasi.

Jadi mengenai prosesnya, tataniaganya, distribusi dan logistiknya diharapkan Hamid harus diamati cermat oleh pemerintah sehingga bisa ketemu antara pembeli kebutuhan pada saat yang sama dengan barang yang tersedia di tempatnya.

"Secara keseluruhan, kebutuhan cabai Sulsel tiap bulan relatif sama, jadi selama ini terpenuhi. Artinya lebih pada persoalan distribusi atau logistiknya. Pemerintah harusnya lebih fokus ke distribusinya yang terhambat, mungkin pengangkutan yang tidak bagus, atau kemasannya yang tidak bagus," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler