Bisnis.com, MAKASSAR — Makassar international Eight Festival and Forum atau F8 kembali akan digelar di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 23-27 Agustus 2023. Event terbesar se-Sulawesi ini diproyeksi akan menjadi lompatan besar industri periwisata Sulsel mengingat pertama kalinya digelar pasca pencabutan status pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT F8 Sofyan Setyawan mengatakan pihaknya optimis transaksi yang bisa dihasilkan pada pelaksanaan tahun ini sebesar Rp50 miliar, jauh di atas pencapaian transaksi pelaksanaan tahun lalu yang hanya Rp34 miliar. Angka tersebut diperkirakan akan dihasilkan dari biaya masuk senilai Rp20.000 perorang dengan proyeksi jumlah pengunjung mencapai 1 juta orang. Selain itu, pihak F8 juga mengundang 150 UMKM yang diperkirakan menyumbang transaksi mencapai Rp30 miliar.
"Kita optimistis tahun ini pencapaian akan melambung karena tidak lagi di masa pandemi. Dari biaya masuk pengunjung kami perkirakan bisa mencapai Rp20 miliar bahkan lebih, sementara transaksi UMKM kita target bisa mencapai Rp30 miliar," ungkapnya di Makassar, Kamis (27/7/2023).
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga juga optimis pelaksanaan F8 Makassar akan mendongkrak industri perhotelan di wilayahnya. Event pariwisata ini ditarget bisa meningkatkan okupansi hotel di Makassar dan sekitarnya sebesar 15 - 20 persen.
Dia memproyeksi, okupansi hotel di Sulsel pada saat pelaksanaannya bisa menyentuh angka hingga 78 persen. "Sulsel ini kami optimistis akan menjadi pusat kunjungan saat pelaksanaan F8. Kami telah menyiapkan beberapa hotel dari nonbintang sampai yang berbintang untuk bisa ditempati," paparnya.
Sementara Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Sulsel Devo Khadafi mengungkapkan jumlah perputaran uang di wilayahnya saat pelaksanaan F8 nantinya dipastikan akan lebih besar dibanding proyeksi transaksi event yang mencapai Rp50 miliar. Pasalnya, beberapa sektor akan ikut berimbas, seperti transportasi, perhotelan, kuliner, hingga pelaku UMKM lainnya. Sehingga diperkirakan perputaran uang di Sulsel bisa mencapai dua kali lipat dari total transaksi di lokasi kegiatan.
Baca Juga
"Kita optimistis F8 akan menjadi sebuah lompatan besar industri pariwisata Sulsel. Kalau Rp50 miliar itu transaksi di dalam lokasi, berarti perputaran uang di Sulsel akan lebih besar lagi karena akan ada yang nginap, makan, belanja oleh-oleh, dan sebeagainya," ungkap Devo.
Dia pun berharap, F8 yang telah masuk dalam Top 10 Kalender Event Nasional (KEN) bisa menjadi pemantik bagi event pariwisata lainnya di Sulsel untuk lebih berkembang.
Tahun ini pemerintah provinsi dikatakannya memiliki 161 event pariwisata, lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 111 event. Beberapa yang menjadi unggulan antara lain Toraja Internasional Festival, Beautiful Malino, dan Festival Salo Karajae.
"Event-event ini kita harapkan juga mampu menembus KEN. Saya percaya jika pengelolaannya diadaptasi dari pengelolaan F8, beberapa event tadi bisa masuk. Sulsel kita proyeksi dalam beberapa tahun kedepan, juga mampu menjadi sentra pariwisata nasional," tuturnya.