Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia saat ini tengah mendorong masuknya investasi pada penguatan hilirisasi nikel dan energi baru terbarukan (EBT) di Sulawesi Selatan (Sulsel). Terbaru, bank sentral gencar mempromosikan proyek smelter Sinar Deli Bantaeng (SDB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo 2 Jeneponto dengan total nilai investasi mencapai Rp3,4 triliun.
Dua proyek baru ini diharapkan bisa beroperasi dan akan melengkapi banyaknya smelter dan pembangkit EBT yang sebelumnya telah terbangun di wilayah ini untuk memaksimalkan terciptanya produk hilir dan pemanfaatan energi ramah lingkungan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulsel Causa Iman Karana mengatakan, pabrik pengolahan nikel SDB terletak di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) seluas 10 hektare. Total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan pabrik tersebut mencapai sekitar Rp1,5 triliun.
Mulai Desember 2020, smelter SDB sendiri telah menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai awal proyek sekitar Rp376 miliar. Saat ini pembangunan telah memakan anggaran mencapai Rp270 miliar untuk proses pembebasan lahan dan perizinan usaha pembangunan, pekerjaan pondasi dasar dan pekerjaan sipil lainnya.
"Saat ini, investasi lebih lanjut sebesar Rp105 miliar diperlukan untuk membangun utilitas, infrastruktur pendukung, serta commissioning dan start-up smelter untuk menghasilkan 30.000 ton Nickel Pig Iron (NPI) per tahun. Sementara jika keseluruhan telah rampung, smelter ini bisa memproduksi sampai 120.000 ton NPI per tahun," paparnya kepada Bisnis belum lama ini.
Smelter ini juga diketahui telah mendapat komitmen distribusi listrik dari PLN sebesar 23 megawatt (MW).
Baca Juga
Causa menambahkan, sebagian pasokan listrik tersebut akan berasal dari energi hijau yang ramah lingkungan, mengingat bauran energi terbarukan di sistem kelistrikan Sulawesi bagian selatan telah mencapai sekitar 30 persen yang salah satunya berasal dari PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto.
Apalagi, PLTB Tolo 2 atau proyek kedua pembangunan pembangkit listrik ini tengah dijajakan. Bank Indonesia bersama pemerintah setempat, diungkapkan Causa, tengah berusaha menarik para penananam modal untuk mau berinvestasi senilai Rp1,9 triliun demi membangun PLTB Tolo 2 yang juga berada di Jeneponto.
Pembangunan PLTB Tolo 2 tengah direncanakan dan akan dibangun di lima desa yaitu Desa Bungungloe, Maccini Baji, Camba-Camba, Kaluku, dan Kalumpang. Kecepatan angin di lokasi tersebut antara 5 sampai 8 m/s dengan proyeksi kapasitas produksi listrik hingga 72 MW.
Listrik yang dihasilkan dari PLTB Tolo 2 ini lah yang rencananya kan menyokong kebutuhan listrik untuk beberapa smelter di Kabupaten Bantaeng.