Bisnis.com, MAKASSAR — Penerimaan kepabeanan dan cukai Sulawesi Selatan (Sulsel) pada kuartal I/2023 tercatat sebesar Rp68,44 miliar, terkontraksi 22,77 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp92,19 miliar.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) Nugroho Wahyu Widodo mengatakan penurunan tajam terjadi pada penerimaan bea masuk mencapai 46,44 persen atau hanya Rp39,71 miliar. Sementara jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, penerimaan bea masuk mencapai Rp74,15 miliar.
Hal ini disebabkan karena adanya importasi alat berat di Malili pada awal 2022 yang membuat lonjakan penerimaan bea masuk melambung, sementara kondisi yang sama tidak terjadi pada awal tahun ini. Selain itu, volume impor ubin yang mengalami perlambatan juga cukup memengaruhi penerimaan.
"Sedangkan untuk faktor pendukungnya, bea masuk masih cukup ditopang oleh komoditas gula sebagai penyumbang utama," ungkapnya di Makassar, Selasa (18/4/2023).
Untuk penerimaan bea keluar, terjadi pertumbuhan namun cukup melambat hanya 2,24 persen saja. Pada kuartal I/2023, penerimaan bea keluar mencapai Rp7,28 miliar, sedangkan tahun sebelumnya sebesar Rp7,12 miliar.
Kondisi ini disebabkan utamanya karena konsistensi sumbangan bea keluar dari komoditas kakao dan palm kernel shell.
Baca Juga
Sementara pada penerimaan cukai tercatat sebesar Rp21,45 miliar, terjadi pertumbuhan cukup signifikan mencapai 96,22 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp10,93 miliar.
Faktor utama pertumbuhan pada penerimaan cukai karena kebijakan penyesuaian tarif CHT 2023 sebesar 10 persen dan kontribusi tinggi pada cukai minuman mengandung etil alkohol (MMEA).
Nugroho menambahkan, meskipun kinerja kepabeanan & cukai terlihat lambat di awal tahun, namun dia optimistis penerimaan akan meningkat dengan cepat mulai dari pertengahan tahun ini sampai akhir tahun.
"Proyeksi penerimaan cukai diperkirakan meningkat karena bertambahnya entitas pabrik rokok, ada satu di Makassar dan dua di Pare-pare," tutupnya.