Bisnis.com, MAKASSAR - Penduduk miskin di Kota Makassar pada 2022 tercatat mencapai 71.830 jiwa atau 4,58 persen dari total penduduk yang mencapai 1,43 juta jiwa pada tahun tersebut. Angkanya mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya meski jumlah penduduk bertambah.
Pada 2021, penduduk miskin di kota ini mencapai 74.690 jiwa atau 4,82 persen dari jumlah penduduk yang hanya 1,42 juta jiwa.
Sementara untuk garis kemiskinan Makassar pada 2022 tercatat Rp511.081 perkapita perbulan, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp475.444 perkapita perbulan.
"Jika dilihat angka ini sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang presentasenya turun, pada 2022 TPT sebesar 11,82 persen, sementara tahun sebelumnya mencapai 13,18 persen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar Syahrir Wahab, Jumat (3/3/2023).
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Armin Paera menuturkan jika pencapaian itu sejalan dengan keberhasilan pemberdayaan masyarakat yang ada di lorong atau melalui Program Lorong wisata. Program ini memberikan dorongan kepada UMKM masyarakat lorong untuk menjadi lebih berkembang dan mandiri.
"Fungsi kita di Lorong wisata memberi bantuan bagi pelaku UMKM lewat usaha kelompok bersama," katanya.
Baca Juga
Tahun ini pihaknya akan melakukan berbagai upaya lagi guna menekan angka kemiskinan dengan pemberdayaan toko kelontong melalui bantuan modal. Bantuan tersebut akan direalisasikan dalam bentuk barang dan menyasar 100 pelaku usaha.
Jika para pelaku usaha toko kelontong ini sudah bisa mandiri, pemkot dikatakannya akan mencari lagi toko kelontong yang akan diberdayakan.
"Intinya kalau sudah mandiri kita pindah ke pelaku usaha yang membutuhkan lagi, hal ini dilakukan secara keberlanjutan," paparnya.
Armin berharap upaya ini bisa lebih menekan angka kemiskinan di Makassar. Targetnya pada 2023, penduduk miskin di wilayahnya bisa turun di rentang angka 2 persen.