Bisnis.com, MAKASSAR — Ekspor Sulawesi Selatan (Sulsel) selama 2022 tercatat mencapai US$2,3 miliar atau setara Rp35 triliun. Angka ini mengalami peningkatan 40,63 persen jika dibanding ekspor 2021 yang hanya US$1,6 miliar atau setara Rp24,48 triliun.
Kepala Dinas Perdagangan Sulsel Andi Arwin Azis mengatakan jumlah ekspor tersebut sudah cukup fantastis karena mampu melampaui target 2022 yang hanya US$1,5 miliar, atau mencapai 148,91 persen.
"Ekspor kita selama 2022 mampu meningkat cukup pesat. Selain meningkat jauh dibanding 2021, secara target kita juga mampu merealisasikan jauh dari sasaran kita," ungkapnya, Selasa (17/1/2023).
Dia menjelaskan, terdapat tiga sektor penyumbang ekspor tertinggi di Sulsel, antara lain sektor pertanian-perikanan, industri, dan tambang.
Sementara untuk 2023, ekpor Sulsel diproyeksi tidak lebih kurang dari pencapaian 2022. Pemerintah Provinsi Sulsel meyakini sekurang-kurangnya nilai ekspor wilayah ini bisa mencapai US$2,3 miliar atau setara Rp35 triliun.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Sulsel Dewa Nyoman Mahendra memproyeksi tidak akan ada kendala besar dalam pengembangan ekspor Sulsel tahun ini, kecuali ancaman krisis energi di Eropa yang diproyeksi terjadi 2023.
Baca Juga
Namun ekspor Sulsel yang mayoritas ditujukan ke negara-nega Asia dan Amerika, hampir dipastikan ancaman tersebut tidak menjadi kendala besar.
"Di beberapa negara khususnya di Eropa akan terjadi krisis energi, tapi ekspor kita selama ini lebih besar ke negara-negara Asia dan Amerika, jadi kita bisa terhindar dari dampak krisis di Eropa, jadi kita optimistis 2023 akan lebih bagus," ungkapnya.
Sementara beberapa upaya akan direalisasikan oleh pemerintah provinsi demi mengerek ekspor, salah satunya dengan mengupayakan direct eksport atau mengirim komoditas dari Makassar langsung ke negara tujuan untuk mengurangi beban biaya.
"Selama ini kan indirect, kita mau jadikan direct, jadi ekspor kita maunya langsung dari Makassar ke negara tujuan seperti Cina, Eropa, Amerika, tanpa melalui pelabuhan lain seperti Jakarta atau Surabaya," katanya.
Pihaknya juga akan lebih memperbanyak penerbangan langsung ke luar negeri dengan tujuan menambah negara tujuan ekspor baru, utamanya di Eropa Timur, Asia Tengah dan Amerika Selatan.
"Selain itu saat ini kita juga selalu melakukan pelatihan ke pelaku usahanya, baik produk maupun sumber dayanya. Kita bina supaya bisa lebih mudah mengakses pasar internasional," papar Dewa.