Bisnis.com, MAKASSAR — Ekspor komoditas pertanian Sulawesi Selatan (Sulsel) tercatat sebesar 170.407 ton pada 2022 atau mengalami kenaikan 26,85 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 134.371 ton.
Dari sisi nilai ekspor, angkanya juga naik 14,29 persen mencapai Rp2,5 triliun jika dibanding pada 2021 yang hanya Rp2,2 triliun. Jumlah tersebut berasal dari total frekuensi ekspor sebanyak 810 kali pada 2022, turun jika dibanding 2021 yang mencapai 1.071 kali.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar Lutfie Natsir mengatakan, total negara tujuan ekspor dari pihaknya pada 2022 mencapai 40 negara, dengan frekuensi negara tujuan ekspor terbesar adalah China sebanyak 166 kali, Malaysia sebanyak 123 kali, Amerika Serikat (USA) sebanyak 72 kali, Korea Selatan sebanyak 67 kali, dan Jepang sebanyak 45 kali.
Adapun untuk negara tujuan ekspor baru yaitu Ireland dan Ukraine, dengan jumlah dua eksportir baru dan lima komoditas ekspor baru yaitu serbuk kelapa, ubi banggai, ubi jalar, wheat gluten, dan markisa.
Baca Juga
Sementara salah satu komoditas pertanian yang mampu penyumbang kenaikan ekspor adalah jagung dengan volume ekspor sebesar 25.900 ton dan frekuensi 8 kali dengan nilai barang mencapai Rp138 miliar.
"Melalui ekspor jagung dan semua komoditas, kita terus fokus dalam upaya peningkatan dan percepatan gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di tahun ini," ungkap Lutfie di Makassar, Kamis (12/1/2023).
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pun turut mengapresiasi upaya yang dilakukan BBKP dan seluruh pihak dalam melakukan ekspor di wilayahnya. Aktifitas ini dianggap dapat memberikan dampak dalam menggeliatkan perekonomian masyarakat.
"Di Sulsel, komoditas jagung surprlus pada 2022 lalu dan termasuk (produksi) lima besar se-Indonesia. Kita harap ekonomi masyarakat kami juga meningkat seiring rutinitas ekspor ini," tutupnya.