Bisnis.com, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusulkan penambahan kapasitas terminal penumpang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin menjadi 15 juta penumpang pertahun dari kapasitas sekarang hanya 7 juta saja.
Usulan tersebut diharapkan bisa terealisasi dan dimulai pembangunannya pada 2023 mendatang. Proyek perluasan bandara sendiri sempat dilaksanakan sejak 2020 lalu dan rencananya bisa rampung pada Mei 2022. Namun seiring meningkatnya kasus Covid-19, pada 2021 proyek ini dihentikan dan belum ada kelanjutan sama sekali hingga saat ini.
"Padahal sudah 70 persen pengerjaannya sampai 2021. Tapi berhenti total dan tidak ada pengerjaan sama sekali tahun ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Sulsel Andi Darmawan Bintang, Rabu (16/11/2022).
Pada Musrenbang Nasional untuk 2023 belum lama ini, pemerintah provinsi pun akhirnya mengusulkan kepada pemerintah pusat agar bisa memasukkan atau menidaklanjuti kembali pembangunan bandara ini.
Baginya, posisi Makassar sebagai hub Indonesia Timur membuat perluasan bandara menjadi penting. Menurunnya kasus Covid-19 menjadikan peran Bandara Sultan Hasanuddin semakin besar, tak hanya pada sektor pengiriman barang tapi juga pada sektor pergerakan penumpang yang diprediksi akan jauh lebih besar.
Dia menjelaskan, permintaan khusus pelebaran terkhusus untuk traffic penumpang, barang dan jasa. Selain itu ada juga upaya meningkatkan penerbangan secara langsung baik penerbangan domestik maupun internasional.
Baca Juga
Dihubungi terpisah, General Manager (GM) Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Wahyudi mengatakan pihaknya memang berencana melanjutkan pelebaran bandara yang sempat terhenti. Namun untuk detil perencanaannya pihaknya baru akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
"Ada memang rencana pelebaran bandara, tapi lebih lanjutnya kami baru akan koordinasi dengan pemprov dulu. Kami juga belum punya detil perencanaan soal itu, mungkin nanti setelah koordinasi," singkat Wahyudi.