Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkot Makassar Ingin Rel KA Makassar-Parepare Melayang, Anggarannya?

Anggaran konstruksi pembangunan rel dari Mandai, Kabupaten Maros ke Makassar sepanjang 6 km dalam dokumen perencanaan sebelumnya hanya di kisaran Rp600 miliar.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar menyarankan pembangunan rel kereta api (KA) dalam Proyek Kereta Api Makassar-Parepare dibangun secara elevated atau jalur layang, terutama yang melalui Makassar. Padahal dalam dokumen perencanaan Kementerian Perhubungan, rel kereta api akan dibangun at grade atau menyentuh tanah.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto khawatir jika pembangunan rel secara at grade seperti dalam dokumen perencanaan saat ini, bisa merusak wilayah strategis pengembangan kota.

"Kalau saya dari awal, kita berharap lebih baik jadi tapi elevated. Crossingnya begitu banyak (jika dibangun secara at grade). Kereta api repot, kendaraan repot, masyarakat susah. Solusinya adalah elevated," tegasnya.

Namun jika konstruksi rel kereta api di Makassar diubah ke elevated atau jalur layang, maka anggarannya dipastikan akan membengkak. Bahkan bisa naik tiga kali lipat.

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Amana Gappa menjelaskan anggaran konstruksi pembangunan rel dari Mandai, Kabupaten Maros ke Makassar sepanjang 6 km dalam dokumen perencanaan sebelumnya hanya di kisaran Rp600 miliar. Perencanaan ini jika rel kereta api dibangun at grade atau menyentuh tanah.

Namun jika harus diubah ke elevated atau melayang, maka anggarannya bisa menyentuh sampai Rp1,8 triliun. Angka ini lebih besar tiga kali lipat dari perencanaan awal.

"Anggaran yang direncanakan sekitar Rp500-Rp600 miliar untuk menyambungkan dari Mandai sampai ke Makassar. Kalau diubah ke elevated, diasumsikan sekitar Rp300 miliar per-km-nya, maka sepanjang 6 km itu bisa sampai Rp1,8 triliun," jelas Amana Gappa saat dihubungi Bisnis, Kamis (17/3/2022).

Walaupun anggaran konstruksi akan membengkak, kabar baiknya anggaran pembebasan lahan jika dibangun secara elevated justru akan berkurang. Karena tidak membutuhkan lahan yang luas.

Di dalam dokumen perencanaan saat ini, lahan yang dibutuhkan lebarnya mencapai 50 meter. Sementara jika dibangun secara elevated, hanya dibutuhkan lebar lahan sekitar 11 meter untuk jalur tunggal dan 16 meter untuk jalur ganda sudah termasuk 4 meter untuk jalan akses, artinya anggaran untuk pengadaan tanah bisa menjadi hampir seperlimanya dari kebutuhan awal.

"Nah ini sebagai pertimbangan, kalau elevated maka kebutuhan luas tanahnya ndak perlu 50 meter, paling hanya 11 - 16 meter. Anggaran pengadaan tanahnya akan berkurang, tapi konstruksinya yang membengkak," ungkapnya.

Amana Gappa pun menyarankan kepada Wali Kota Makassar untuk segera berkoordinasi dengan pihak kementerian. "Balai mengikuti kebijakan yang diputuskan, kita cuma menjalankan, yang ambil kebijakan itu kementerian. Kami juga telah menyampaikan ke Pak Wali Kota, supaya berkenan untuk berkoordinasi dengan kementerian," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler