Bisnis.com, MAKASSAR - Realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Sulawesi Selatan sepanjang Januari - 30 November 2020 mencapai Rp437,49 triliun atau 62,9 persen dari pagu Rp695,2 triliun pada 2020.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan diketahui realisasi PEN di Sulsel untuk sektor kesehatan tercatat Rp185 miliar, UMKM Rp522 miliar, sektoral K/L Pemda Rp1,43 triliun dan perlindungan sosial Rp4,64 triliun.
Mencermati hal itu, dari empat komponen itu maka perlindungan sosial yang tercatat paling besar alokasinya.
Pada masa COVID-19 pemerintah memfokuskan pada persoalan sosial yang secara langsung maupun tidak, berdampak pada sektor lainnya.
Pengamat Ekonomi Unhas Marzuki Dea meyakini, pada 2021 ekonomi diyakini akan lebih baik dengan sejumlah indikator seperti konsumsi rumah tangga menunjukkan perbaikan, terutama didukung oleh belanja perlindungan sosial yang meningkat tajam, sementara kelompok menengah atas masih menunda konsumsinya.
Selain itu, investasi meningkat signifikan seiring dengan berlanjutnya proyek pembangunan fisik yang tertunda. Juga kinerja ekspor sedikit membaik, kendati impor mengalami penurunan.
Marzuki menyebut pandemi COVID-19 telah memperlambat kinerja semua lini, termasuk sektor pertanian Sulsel yang pertumbuhannya terkoreksi hingga minus dua persen sebagai dampak dari pandemi COVID-19.
"Sulsel yang selama ini sebagai daerah penyangga pangan nasional, namun kini sektor pertaniannya anjlok hingga minus dua persen tentu akan berpengaruh dengan daerah lainnya" kata Marzuki di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan daerah lain khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sangat bergantung pada suplai beras dari Sulsel, sehingga jika produksi pertanian di daerah ini terganggu, maka daerah lain pun merasakan dampaknya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, ini akan memberikan pekerjaan besar bagi pengambil kebijakan di Sulsel, pasalnya, perekonomian Sulsel sebagian besar bertumpu pada sektor pertanian.