Bisnis.com, MAKASSAR - Sulsel masih menahan pembukaan sekolah untuk menghindari meluasnya infeksi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.
Dinas Pendidikan setempat menyatakan salah satu alasannya karena mayoritas sekolah di wilayah tersebut belum memenuhi syarat penerapan protocol kesehatan yang ditetapkan pemerintah pusat.
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Hery Sumiharto mengatakan bahwa adapun syarat yang dimaksud di antaranya yakni ketersedian tempat cuci tangan di setiap kelas dan thermo gun (pengukur suhu tubuh).
"Selain itu, jumlah siswa harus dikurangi 50 persen dari jumlah siswanya," jelas Hery Jumat (25/9/2020).
Pemerintah Provinsi Sulsel telah mengeluarkan kebijakan bahwa pelaksanaan belajar dari rumah diperpanjang hingga 3 Oktober 2020, yang selanjutnya akan direvisi lagi untuk menentukan kebijakan berikutnya.
Hanya saja, kata Hery, Pemprov Sulsel memberi kelonggaran kepada pihak sekolah pada zona hijau terhadap kasus Covid-19 untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.
Baca Juga
"Semuanya kita kembalikan ke sekolah, tetapi hingga saat ini belum ada sekolah (SMA/SMK) yang mengajukan. Kita sudah memberi keleluasaan, bisa melakukan tatap muka untuk pembelajaran 3 jam saja sepekan," katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan Disdik Sulsel agar pembelajaran berjalan yakni simulasi belajar di sekolah seperti yang dilakukan Kabupaten Pinrang. "Tetapi kami belum tahu hasilnya," ungkap Hery.
Sementara pada sekolah terpencil dengan akses keluar masuk wilayah yang minim, Pemprov Sulsel juga memberi kelonggaran jika betul-betul siap membuka sekolah tatap muka.
"Sebenarnya bisa (sekolah tatap muka) yang sekolah terpencil, kalau sudah siap. Pertanyaannya adakah seseorang yang bisa menjamin penyebaran virus tidak terjadi dari siswa atau keluarga siswa," kata dia.
"Sebab saat ini, roda perekonomian harus berputar, dan bisa saja warga tinggal di daerah terpencil tetapi keluarganya pernah melakukan perjalanan ke kota," sambung Hery.
Sehingga, kata Hary, Pemprov Sulsel sampai saat ini mengutamakan kesehatan dan keselamatan siswa dan orangtua di masa pandemik COVID-19. Pelaksanaan belajar secara daring diakui tidak akan mencapai target, utamanya pada capaian pendidikan, namun bukan berarti tidak menuju ke capaian tersebut.
Menurutnya, pandemik COVID-19 memberikan banyak hikmah pada dunia pendidikan, khususnya pada penggunaan teknologi bagi para guru.
"Kita banyak belajarar dari COVID-19, seperti guru yang sebelumnya tidak bisa sama sekali online kini sudah bisa," pungkasnya.