Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama PT Pertamina MOR VII Sulawesi mulai menggagas penyaluran beasiswa bagi masyarakat kepulauan. Penyaluran beasiswa tersebut rencananya akan dianggarkan dari pengelolaan dana CSR PT Pertamina.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyatakan selama ini program CSR dalam bentuk beasiswa belum terlalu menyentuh masyarakat pulau. Karenanya, ia berharap melalui program CSR beasiswa yang digagas bersama Pertamina MOR VII ini bisa tersalurkan secara merata di 330 pulau di Sulsel.
"Untuk tahun 2021 mendatang, Pemprov Sulsel meman mengarahkan anggaran CSR dipusatkan untuk masyarakat pulau. Selama ini pulau-pulau sangat jarang sekali tersentuh," ungkap Nurdin, Rabu (16/9/2020).
Olehnya itu, program beasiswa melalui CSR ini dinilai mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat pulau. Termasuk dalam mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan menyekolahkan anak-anak pulau.
"Kita punya program prioritas, orang pulau menjadi sejahtera dengan melanjutkan sekolahnya. Misalnya nanti ingin jadi perawat, jadi guru. Itu semua kami prioritaskan," kata Nurdin.
General Manager PT Pertamina MOR VII Sulawesi Rama Suhut mengaku siap menjalankan program yang juga menjadi prioritas Pemprov Sulsel tersebut. Apalagi kata Rama, Pertamina juga mengedepankan kebutuhan masyarakat, termasuk pendidikan untuk masyarakat pulau.
"Untuk CSR kami akan peduli lingkungan dan usaha kecil dan juga bencana. Khusus untuk pulau-pulau mungkin anggaran CSR nya bisa untuk beasiswa bagi orang-orang yang tinggal di kepulauan," ungkapnya.
Menurut, Rama Suhut di wilayah kepulauan, kebutuhan tenaga pengajar atau guru, perawat, dan dokter memang kerap kali menjadi hal yang urgent. Mengingat akses ke wilayah kepulauan, sangat jarang adanya tenaga dari profesi tersebut mampu bertahan.
Karena itu, dengan mendukung program beasiswa untuk sekolah anak-anak di kepulauan Sulsel, dinilai mampu meningkatkan SDM yang benar-benar berasal dari pulau tersebut.
"Jadi, memang harus disekolahkan yang merupakan warga asli di pulau itu. Kalau sudah selesai S1 atau S2 nanti kembali lagi ke pulau tempat asal mereka untuk mengabdi," ungkap Rama Suhut.