Bisnis.com, KENDARI - Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, melakukan pelepasan perdana ekspor langsung serabut kelapa dengan negara tujuan ke Wheifing-China, yang dipusatkan di pelabuhan New Port Bungkutoko, Kecamataan Abeli, Kota Kendari.
"Sebagai gubernur, saya sangat mengapresiasi capaian ini, dan berharap dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan ekspor di Sulawesi Tenggara dapat memicu peningkatan investasi bidang lainnya selain tambang yang kini mendominasi ekspor Sultra," katanya di Kendari, Selasa (7/7/2020).
Menurut Ali Mazi, potensi komoditi non tambang yang sudah diekspor selama ini seperti hasil laut dan perkebunan, namun tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat Sultra, karena komoditinya masih harus melalui pelabuhan ekspor di luar Sultra seperti Makassar dan Surabaya.
"Tentu dengan ekspor perdana hari ini, dengan dukungan pelabuhan yang sudah selesai dibangun PT Pelindo-IV, semua hasil komoditi yang memiliki nilai pasaran luar negeri, tidak lagi bergantung dari pelabuhan ekspor luar daerah tetapi sudah wajib melalui pelabuhan New Port Kota Kendari langsung ke negara tujuan," ujar Ali Mazi.
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Hj Sitti Saleha dalam keterangannya mengatakan, ekspor perdana serabut kelapa kali ini volume baru mencapai 18 ton (satu kontainer) dengan nilai bila dirupiahkan mencapai Rp52,5 juta yang dilakukan oleh salah satu perusahaan swasta PT Weda Indocoir Prima.
Ia mengatakan, perusahaan itu, dalam bulan ini mentargetkan akan mengirim sedikitnya 50 ton serabut kelapa setelah bahan baku yang dikumpulkan sudah siap.
Baca Juga
Sitti Saleha mengatakan, selain serabut kelapa yang menjadi ekpor, juga dalam waktu singkat akan mengekspor komoditi perkebunan (kopra, kakao dan jambu mete) dan sarang burung walet dengan tujuan negara yang sama.
Sementara itu, kepala Karantina Pertanian Kendari, Prayatno Ginting dalam keterangan terpisah mengtatakan ekspor komoditas serabut kelapa ini mendatangkan angin segar bagi ekspor nonmigas Sultra.
"Sebelumnya, Sultra memiliki komoditas ekspor unggulan ekspor, Cocoa Butter, namun adanya pandemi Covid-19 ini membuat produksi komoditas tersebut terhenti," ujarnya.
Menurut Ginting, selain Cocoa Butter, wilayah Sultra memiliki beberapa komoditas yang dapat dijadikan komoditas unggulan diantaranya kopra, kakao, beras, jambu mete, cengkeh, jagung, lada, kemiri dan sarang burung walet.
“Namun saat ini komoditas dari Sultra ini lebih banyak di kirim di pasar domestik terlebih dahulu dan baru diekspor dari wilayah lain sebagai contohnya jambu mete,” tambahnya.
Prayatno menegaskan untuk memenuhi persyaratan ekspor dari negara tujuan serabut kelapa ini telah diperiksa dan dinyatakan bebas organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pemeriksaan fisik dan administrasi juga dilakukan terhadap serabut kelapa ini.
Serangkaian eskpor perdana serabut kelapa, juga ikut dihadiri Wakil Ketua DPRD Sultra Hery Asiku, Ketua Penggerak PKK Sultra, Ny Agista Ariani, Dirut Pelindo-IV Makassar Prasetyadi dan Kepala Balai Karantina Besar Makassar Andi Pangeran Muda Yusmanto dan para Pimpinan OPD dan Forkopimda Sultra.