Bisnis.com, MANADO -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat neraca perdagangan Sulawesi Utara pada April 2020 surplus senilai US$63,76 juta.
"Nilai ini mengalami penurunan dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat senilai US$70,53 juta," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulut Marthedy M. Tenggehi melalui Berita Resmi Statistik, yang dikutip Kamis (4/6/2020).
Data BPS menunjukkan nilai ekspor nonmigas Sulut pada April 2020 mencapai US$75,4 juta atau turun 4,21 persen dibandingkan dengan Maret 2020 yang senilai US$78,71 juta. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, volume ekspor nonmigas pada April 2020 naik 34,67 persen.
Marthedy mengatakan bahwa komoditi ekspor pada bulan April masih tetap didominasi oleh minyak dan lemak nabati. Kontribusi komoditi tersebut mencapai 47,95 persen dari total ekspor April 2020.
Nilai ekspor komoditi lemak dan minyak hewan/nabati turun dari US$36,52 juta pada Maret 2020 menjadi US$36,15 juta pada April 2020. Secara tahunan (y-on-y) nilai tersebut mengalami kenaikan 11,26 persen. Negara tujuan ekspor tertinggi untuk komoditi ini antara lain, Tiongkok, Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, dan Jepang.
Adapun, negara tujuan ekspor nonmigas utama Sulut pada April antara lain, Singapura, China, Jepang, Belanda, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jerman, India, Bangladesh, dan Arab Saudi.
Baca Juga
Posisi teratas negara tujuan ekspor pada April 2020 adalah Amerika Serikat, yakni senilai US$12,72 juta atau 16,87 persen dari total nilai ekspor nonmigas.
Sementara itu, nilai impor Sulawesi Utara pada April 2020 tercatat mencapai US$11,64 juta. Nilai ini mengalami kenaikan bila dibandingkan Maret 2020 dengan kenaikan sekitar 42,3 persen.
"Bahan bakar mineral, mineral oil products tetap menjadi kontributor terbesar terhadap nilai impor Sulawesi Utara pada April 2020. Nilai impor golongan barang ini mengalami kenaikan dibandingkan Maret 2020 sebesar 18,48 persen," kata Marthedy.
Pada April 2020, Malaysia menjadi negara pemasok terbesar komoditi impor untuk Sulawesi Utara, yaitu sebesar 83,26 persen. Adapun, komoditas yang dibeli dari negara tersebut ada tujuh komoditi dan yang dominan adalah bahan bakar mineral.