Bisnis.com, MANADO -- Kota Manado dan Kota Kotamobagu pada Mei 2020 tercatat mengalami deflasi yang didorong oleh cabai rawit.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) Ateng Hartono menyebutkan bahwa pada Mei 2020, Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,01 persen, sedangkan Kota Kotamobagu mengalami deflasi yang lebih tinggi sebesar 0,27 persen.
Secara perhitungan tahun kalender Kota Manado juga mengalami deflasi sebesar 1,25 persen. Sementara itu, secara year-on-year, Manado mengalami inflasi sebesar 1,44 persen.
Adapun, Kota Kotamobagu secara tahun kalender mengalami inflasi sebesar 1,62 persen.
"Manado dan Kotamobagu, deflasi di kedua kota tersebut sama didukung terjadinya deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau," ujar Ateng, Selasa (2/6/2020).
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau di Manado mengalami deflasi sebesar 1,66 persen dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,48 persen terhadap deflasi Mei 2020. Di Kotamobagu, kelompok pengeluaran tersebut mengalami deflasi 1,83 persen dengan andil sebesar 0,62 persen.
Deflasi pada sektor makanan, minuman, dan tembakau terutama didorong oleh komoditas cabai rawit. Sumbangan deflasi cabai rawit di Manado sebesar 0,29 persen, sementara di Kotamobagu sebesar 0,34 persen.
Selain kelompok makanan, minuman, dan tembakau, sektor yang mengalami deflasi di Manado adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.
Untuk Kotamobagu, sektor lain yang mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,46 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,07 persen.
Sementara itu, Ateng mengatakan bahwa sektor transportasi mengalami inflasi yang cukup tinggi di dua kota tersebut. Inflasi sektor transportasi di Manado sebesar 4,12 persen, sementara di Kotamobagu sebesar 4,21 persen.
Inflasi pada sektor transportasi di Manado terutama didorong oleh angkutan udara, yakni sebesar 0,45 persen. Sedangkan inflasi transportasi di Kotamobagu terutama disumbang oleh tarif kendaraan travel dan angkutan antar kota sebesar 0,32 persen.
"Beberapa penjualan tiket pesawat sudah mulai merangkak naik. Mudah-mudahan ini bisa direm sehingga tidak menimbulkan inflasi cukup besar di bulan-bulan yang akan datang," katanya.
Adapun, Kota Manado menempati urutan ke-10 inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-70 secara nasional, sedangkan Kotamobagu menempati urutan ke-11 inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-71 secara nasional.