Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Gowa: Ketat Boleh, Mengekang Jangan!

PSBB di Kabupaten Gowa kebablasan. Aktivitas dikekang hingga penerapannya banyak menuai kecaman dari warga. Jalan nasional dan provinsi terblokade. Perkampungan pun dikunci.
Kemacetan terlihat dari foto udara saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hari pertama di perbatasan Kabupaten Gowa dengan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (4/5/2020). - Bisnis/Paulus Tandi Bone
Kemacetan terlihat dari foto udara saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hari pertama di perbatasan Kabupaten Gowa dengan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (4/5/2020). - Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - PSBB di Kabupaten Gowa kebablasan. Aktivitas dikekang hingga penerapannya banyak menuai kecaman dari warga. Jalan nasional dan provinsi terblokade. Perkampungan pun dikunci.

Blockade jalan menyebabkan transportasi tersendat, tak ayal pasokan logistic juga ikut terhambat. Di ruas jalan nasional perbatasan Gowa-Makassar, petugas melakukan sweeping KTP. Pemilik KTP Gowa yang hendak ke Makassar diminta untuk berbalik, begitu pula sebaliknya. Toleransi hanya diberikan bagi pemegang surat tugas.

Padahal dalam peraturan bupati Gowa No.16/2020 perihal PSBB Penanganan Covid-19, pemeriksaan KTP hanya berlaku bagi warga yang berboncengan guna memastikan mereka tinggal serumah.

Salah satu warga Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Gowa, Iin Lindzen mengaku jalanan di desanya ditutup. Dirinya yang hendak ke ibu kota kabupaten yang berjarak sekitar 5 km sekadar untuk membeli bahan pokok juga terhalang petugas setempat atas instruksi dari penerapan PSBB tersebut.

Warga lainnya Mirayani Taufan mengeluh karena aktivitas kantornya terhambat dengan adanya penutupan jalan tersebut.padahal menurut Mira, semestinya PSBB dilonggarkan karena saat keluar rumah, warga tetap mengikuti protocol kesehatan.

“Saya juga mau tinggal di rumah, tapi kantor belum meliburkan. Lagi pula keluar rumah tetap menggunakan masker juga kaos tangan. Kasihan, banyak yang bekerja cari nafkah untuk keluarga tapi terhalangi rejekinya dengan pengetatan berlebihan seperti ini,” terangnya.

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan langkah tersebut murni dilakukan untuk memutus penyebaran virus corona yang kasusnya terus meningkat drastis.

“Melonggarkan keluar masuk itu sama saja dengan memberikan potensi virus ini semakin meluas. Kita ingin menyelamatkan puluhan ribu nyawa dengan memberlakukan aturan ini,” ujar Adnan.

Menurut Adnan, jalanan tidak ditutup hanya saja dialihkan. Namun masyarakat kelimpungan mencari jalan alternative karena semua jalur buntu akibat macet. Kemacetan bahkan berimbas hingga ke Kota Makassar yang berbatasan dengan Kabupaten Gowa.

Adnan juga mengingatkan warganya untuk patuh tinggal di rumah selama masa pemberlakuaan PSBB ini agar penyebaran virus cepat teredam.

Sementara itu, Kapolres Gowa AKBP Boy Samola mengatakan, penutupan sejumlah jalan perbatasan dalam penerapan PSBB dinilai efektif membuat warga untuk tidak keluar rumah.

“Evaluasi sudah dilakukan dan cukup efektif. Kegiatan di luar rumah sangat berkurang kecuali untuk hal yang sangat penting,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar Mario Said mengatakan wajar jika terjadi penumpukan kendaraan di perbatasan kota. Hal itu menandakan bahwa PSBB berjalan dengan baik.

“Pengamanan ketat ini dilakukan semata-mata agar masyarakat tidak seenaknya keluar rumah. Kalau kendaraan tertumpuk justru bagus, supaya masyarakat benar-benar jenuh di jalan hingga memilih menetap saja di rumah,” tandasnya.

 PSBB Kebablasan Disorot Presiden

Presiden Joko Widodo sempat menyinggung perihal beberapa daerah yang menerapkan PSBB secara berlebihan atau kebablasan dan perlu dievaluasi. Hal itu disinggung presiden dalam rapat terbatas yang disiarkan melalui akun Youtube Sekretariat Presiden awal pekan ini.

“Evaluasi ini penting, supaya kita bisa melakukan perbaikan-perbaikan di kota, kabupaten, maupun provinsi yang melakukan PSBB," terang Presiden Joko Widodo.

Mantan Wali Kota Solo ini juga meminta daerah yang menerapkan PSBB memiliki target yang terukur dan jelas.

“Saya ingin memastikan bahwa ini betul-betul diterapkan secara ketat dan efektif. Misalnya berapa jumlah pengujian sampel yang dilakukan, tes PCR yang dilakukan. Apakah pelacakan yang agresif telah dikerjakan, berapa yang telah ditracing setiap hari. Betul-betul ini harus dikerjakan," tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sitti Hamdana R
Editor : Amri Nur Rahmat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper