Bisnis.com, MAKASSAR - Ekonomi Sulawesi Selatan betul-betul berada di titik terendah. Hanya tumbuh 3,07 persen pada kuartal I/2020.
Pertumbuhan tersebut tentu saja jauh dari tahun lalu yang berada pada angka 6,58 persen. Bahkan catatan Ekonomi Sulsel triwulan I/2020 ini terendah sejak lima tahun terakhir.
Di mana pada kuartal I/2016 ekonomi daerah asal pahlawan Sultan Hasanuddin ini 7,41 persen, 2017 naik menjadi 7,52 persen, dua tahun berikutnya yaitu 2018 dan 2019 mengalami penurunan masing-masing menjadi 7,35 persen dan 6,58 persen.
Puncaknya yaitu pada tahun 2020 ini saat badai corona datang menghantam dan ikut memporak-porandakan ekonomi Sulsel.
“Kami sangat kaget,” ini adalah kata yang disampaikan Kepala Advisory Bank Inonesia Perwakilan Sulawesi Selatan Endang Kurnia Saputra, atas ekonomi Sulsel yang lululantak.
Menurut Endang, kondisi tersebut memang sangat unpredictable atau di luar dari proyeksi BI Sulsel.
Baca Juga
“Proyeksi kami, baru pada triwulan II ekonomi Sulawesi Selatan akan turun cukup tajam karena banyak lapangan usaha yang menurun, terutama hotel restoran, dan tempat wisata,” ujar Endang saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/5/2020).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari sisi produksi, penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan usaha.
Sementara dari sisi pengeluaran, penurunan disebabkan oleh hampir seluruh komponen kecuali Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT).
Namun persentase ekonomi Sulsel trwulan I/2020 pada angka 3,07 persen tersebut sedikit membahagiakan dibanding ekonomi nasional yang begitu lesu pada angka 2,97 persen.