Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat inflasi di Sulsel pada April 2020 sebesar 0,42% dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 104,71.
Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah mengatakan inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga memasuki bulan Ramadan yang jatuh tepat di akhir April 2020.
"Tak bisa dipungkiri, kebutuhan masyarakat memang cukup meningkat menjelang Ramadan. Di awal April harga bahan pokok masih terkendali. Di akhir April kenaikan mulai terjadi cukup signifikan," ungkap Yos dalam video konferensi, Senin (4/5/2020).
Kendati sudah adanya pembatasan pergerakan selama pandemi virus Corona atau Covid-19 di Sulsel sejak Maret lalu, Yos menyebut hal itu tak membuat masyarakat untuk tidak melengkapi kebutuhan pangannya.
Menurut Yos, kemudahan informasi teknologi sangat dimanfaatkan masyarakat, utamanya dalam berbelanja secara daring.
Selain itu, inflasi yang terjadi pada April 2020 kata Yos, juga dipicu oleh kenaikan harga pada kelompok pengeluaran. Kelompok makanan minuman, minuman, dan tembakau memiliki andil sebesar 0,27 persen dalam memicu inflasi Sulsel.
Baca Juga
Kenaikan harga terjadi tercatat pada sejumlah komoditas yakni cabe rawit, gula pasir, telur ayam ras, dan sayur kangkung.
Selanjutnya kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,13 persen. Peningkatan ini kata Yos terjadi secara signifikan dengan adanya kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan. BPS mencatat pada April 2020, permintaan untuk emas perhiasan terjadi cukup tinggi.
"Selanjutnya kelompok pengeluaran kesehatan dengan andil sebesar 0,049 persen. Terjadi kenaikan harga pada komoditas obat-obat jenis vitamin. Baru kali ini harga vitamin agak menonjol karena masyarakat memang membutuhkan vitamin untuk tetap menjaga imunitas di tengah wabah Covid-19 ini," terang Yos.
BPS mencatat inflasi juga terjadi di empat daerah IHK di Sulsel yakni Kota Makassar dengan inflasi sebesar 0,48 persen, Kota Palopo sebesar 0,34 persen, Kabupaten Bulukumba 0,30 persen, dan Kabupaten Bone sebesar 0,21 persen. Sementara satu saerah IHK lainnya mengalami deflasi yaitu Kota Parepare sebesar 0,14 persen.
Kondisi ini diharap tidak berlangsung lama, apalagi pada Maret 2020 Sulsel mengalami deflasi sebesar 0,10 persen. Yos berharap, pada bulan-bulan berikutnya harga pangan tidak mengalami gejolak sehingga inflasi bisa terkendali dan perekonomian kembali stabil.
"Kalaupun ada kenaikan kita harap itu tidak drastis. Semoga semua bisa tetap stabil," kata Yos. (k36)