Bisnis.com, MAKASSAR - Gempuran wabah Corona Virus Disease atau Covid-19 di seluruh dunia turut berdampak pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan catatan Pemerintah Provinsi Sulsel per 30 April 2020, ada sekitar 1.600 UMKM yang terkena imbas pandemi yang bermula dari Wuhan China tersebut.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel Malik Faisal mengatakan jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan meluasnya pembatasan sosial yang diberlakukan.
“UMKM mengalami berbagai kondisi memprihatinkan, ada yang tutup sementara, ada yang tetap buka namun pelanggan sangat minim, intinya penghasilan mereka drop drastis, bahkan beberapa terancam gulung tikar namun jumlahnya baru bisa dikalkulasi pasca masa pandemi'” kata Malik kepada Bisnis, Senin (4/5/2020).
Menurut Malik, kondisi tersebut dialami oleh UMKM dari semua bidang, baik kuliner, konveksi, perbengkelan, dan lainnya.
“Tak ada yang bisa dilakukan selain mengikuti imbauan pemerintah untuk menutup usaha terlebih dahulu,” terangnya.
Baca Juga
Malik pun mengaku telah mengusulkan stimulus ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian (Bappelitbangda) untuk perlindungan UMKM.
Ia menambahkan pihaknya saat ini hanya bisa memfasilitasi UMKM dengan beberapa program tanpa menggunakan APBD sama sekali.
Seperti menggelar pelatihan online continuity kepada pelaku UKM yang terdampak agar mereka bisa terus melakukan usaha saat pandemik ini, dan juga pelatihan mempersiapkan UKM yang bisa bangkit pasca pandemik. Ada pendamping KUMKM dari Pemprov yang memfasilitasi.
"Sementara untuk sektor kuliner kami mempertemukan off taker dengan memfasilitasi dagang on line lewat grup-grup di media sosial seperti Whatsapp. Saat ini ada beberapa UMKM yang tergabung dalam bazar ramadan dan keuntungannya cukup bagus," imbuhnya.