Bisnis.com, MANADO – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara mencatat ketersediaan gula pasir di daerah itu terbatas.
"Stok pangan di Sulut cukup baik, kecuali gula. Gula masalah nasional. Jadi, kami punya ketahanan gula sangat terbatas," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen kepada Bisnis pada Senin (13/4/2020).
Berdasarkan data Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok di Sulut per 13 April 2020, stok gula pasir hanya tersedia sebanyak 730,48 ton dari rata-rata kebutuhan konsumsi 1.410 ton per bulan. Ketahanan gula pasir hanya cukup untuk 15 hari.
Sedangkan selama periode Idulfitri, kebutuhan gula pasir diperkirakan mencapai 2.820 ton.
Edwin menuturkan keterbatasan stok gula pasir ini mendorong harga gula pasir di pasaran melambung hingga Rp19.000 per kg.
"Hal ini disebabkan gula diproduksi dari luar, sedangkan produksi dalam negeri terbatas. Saya minta distributor tetap mengadakan. Prinsip saya lebih baik harga naik tapi barang ada, daripada tidak sama sekali," kata Edwin.
"Distributor setuju dengan saya makanya mereka datangkan gula dari Jawa, Sumatra. Konsekuensinya harga jadi mahal di atas harga eceran tertinggi (HET)," tambahnya.