Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Sulut Tegaskan Tak Miliki Wewenang Tutup Bandara dan Pelabuhan

Meskipun demikian, lanjut Lynda, pemerintah telah membatasi jam operasional penerbangan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan bagi seluruh penumpang pesawat.
Bandara Sam Ratulangi di Manado/angkasapura.co.id
Bandara Sam Ratulangi di Manado/angkasapura.co.id

Bisnis.com, MANADO - Kepala Dinas Perhubungan Sulawesi Utara Lynda Watania menegaskan bahwa Pemprov Sulut dan seluruh Pemda di kabupaten dan kota tidak memiliki kewenangan untuk menutup bandara dan pelabuhan.

Hal tersebut disampaikannya terkait keinginan sejumlah pihak untuk menutup bandara di Sulut selama pandemi virus corona atau Covid-19.

Menurut Lynda, penutupan pelabuhan dan bandara adalah wewenang pemerintah pusat. Dalam hal menutup pelabuhan misalnya, Pemda harus mendapatkan persetujuan Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Begitu juga untuk penutupan bandara merupakan kewenangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

“Berdasarkan surat Menteri Perhubungan kepada Mendagri Nomor. PL.001/1/4 Phb 2020 tanggal 6 April 2020 perihal operasionalisasi bandara dan pelabuhan dan prasarana transportasi lainnya maka penutupan bandara dan pelabuhan merupakan kewenangan pemerintah pusat,” kata Lynda, dikutip dari laman resmi Humas Pemprov Sulut, Rabu (8/4/2020).

Meskipun demikian, lanjut Lynda, pemerintah telah membatasi jam operasional penerbangan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan bagi seluruh penumpang pesawat.

Kendati jam operasionalnya dibatasi, bandara juga harus melayani penerbangan untuk penanganan kesehatan/medis (medivac evacuation) serta untuk mengangkut sampel untuk tes Covid-19.

“Jam operasional sudah dibatasi jam 6 pagi sampai jam 8 malam. Bandara tidak boleh tutup. Bandara harus terus operasi, karena tidak ada maskapai yang mau terbang hanya membawa sampel pemeriksaan covid untuk diteliti, lalu tidak muat penumpang, tentunya besar sekali untuk pengeluaran biaya operasionalnya,” kata Lynda.

Lebih lanjut, Lynda juga menuturkan bahwa pandemi corona telah berdampak pada menurunnya jumlah penerbangan di seluruh bandara di Indonesia, termasuk di Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado.

“Biasanya di Bandara Samrat, dalam sehari ada 84 penerbangan, sekarang tinggal 21 penerbangan. Biasanya penumpang sampai 8.000 orang setiap hari dan sekarang tinggal 500 orang saja per hari, dampaknya bisa-bisa bandara akan tutup sendirinya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler