Bisnis.com, MANADO--Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat pada periode Maret 2020, Kota Manado mengalami deflasi 0,90 persen yang didorong oleh sektor transportasi.
Kepala BPS Sulut Ateng Hartono mengatakan tingkat deflasi Manado tersebut merupakan yang terendah selama 3 bulan terakhir.
Adapun, secara perhitungan tahun kalender Kota Manado juga mengalami deflasi 1,03 persen. Sementara itu, secara year-on-year, Manado mengalami inflasi sebesar 2,93 persen.
"Bahkan Maret ini dibandingkan Maret 2019 dan 2018 mengalami deflasi terendah. Tahun kalender juga Manado alami deflasi 1,03 persen, ini terendah selama 3 tahun terakhir," ujar Ateng melalui live streaming, Rabu (1/4/2020).
Ateng menuturkan bahwa deflasi 0,90 persen terutama disebabkan oleh kelompok pengeluaran transportasi yang mengalami deflasi cukup tinggi, yaitu 5,81 persen, dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,73 persen. Deflasi pada sektor transportasi ini terutama didorong oleh deflasi pada angkutan udara, yakni 0,75 persen.
Sumbangan deflasi terbesar selanjutnya berasal dari kelompok komoditi makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 1,23 persen dengan andil sebesar 0,36 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah bawang merah sebesar 0,14 persen.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil untuk inflasi terbesar di Manado adalah emas perhiasan (0,10 persen), roti manis (0,09), ikan selar/ikan tude (0,04), gula pasir (0,036) persen, dan jahe (0,02) persen.
"Gula pasir dan jahe kita ketahui saat COVID-19, terutama saat WFH (work from home) ini cukup banyak dicari masyarakat," kata Ateng.
Sebaliknya, Kota Kotamobagu mengalami inflasi 0,25 persen pada Maret 2020, sementara secara tahun kalender mengalami inflasi 1,38 persen.
"Inflasi Kotamobagu terutama disebabkan oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau 0,77 persen. Tapi yang sama dengan Manado ada di sektor transportasi tadi. Kotamobagu juga deflasi walau tak sebanyak Manado sebesar 0,11 persen," kata Ateng.
Adapun Kota Manado menempati urutan ke-13 inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-87 secara nasional. Sedangkan Kotamobagu menempati urutan ke-2 inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-18 secara nasional.