Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paguyuban Tionghoa Sulteng Impor Alat Tes Corona dari China

Sudah dipesan 300 set alat tes virus corona langsung dari China.
Seorang peneliti bekerja di laboratorium pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Nanyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 4 Februari 2020./Antara-Xinhua
Seorang peneliti bekerja di laboratorium pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Nanyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 4 Februari 2020./Antara-Xinhua

Bisnis.com, PALU - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulawesi Tengah memesan sekitar 300 set alat tes virus corona langsung dari China untuk didistribusikan ke sejumlah rumah sakit di Sulawesi Tengah.

"Kita impor langsung dari China. Sekarang dalam tahap pengiriman tapi terkendala lockdown di negara itu," kata Ketua PSMTI Sulawesi Tengah Wijaya Candra di Palu, Selasa (24/3/2020).

Dia mengatakan dirinya juga sedang berusaha meminta bantuan dari PSMTI pusat di Jakarta agar menambah alast tes corona tersebut sehingga bisa didistribusi ke semua rumah sakit di Sulawesi Tengah.

"Kami berharap 1.000 set dari PSMTI pusat dan Budha Zhu Chi agar bisa dipenuhi sebanyak itu," kata dia.

Wijaya mengatakan barang yang dipesan dari China saat ini terkendala pengiriman barang sehingga kemungkinan masih butuh waktu dua hingga tiga pekan ke depan.

"Proses pengirimannya kan panjang, dari China ke Jakarta dulu, dari Jakarta baru ke Palu," katanya.

Saat ini kata dia, baru bisa membantu alat perlindungan diri kesehatan seperti masker, kacamata pelindung, kaos tangan karet, sepatu booth, jas hujan, dan handscoon altamed.

Sebagian bantuan tersebut telah diserahkan ke Rumah Sakit Anutapura Palu, dan Rumah Sakit Donggala di Banawa.

"Pengiriman barang untuk Rumah Sakit Ampana, Tojo Unauna dan Poso dikirim hari ini melalui ekspedisi," kata Wijaya.

Dia mengatakan bantuan tersebut didistribusikan secara bertahap karena kelangkaan barang seperti alkohol. Selain barang langka, juga harganya yang mahal.

"Alkohol saja sekarang sudah Rp150 ribu per liter, itu pun belum tentu dapat karena stok barang tidak ada," katanya.

Menurut Wijaya bantuan tersebut merupakan hasil donasi atas kepedulian warga keturunan Tionghoa di Sulawesi Tengah dalam bentuk uang lalu dibelikan barang.

"Sekarang ada uang, barang yang sulit," katanya.

Menanggapi pengetatan masuk keluar orang di seluruh perbatasan Sulawesi Tengah, Wijaya berharap tidak menghambat pengiriman barang antarprovinsi karena bisa mengakibatkan gejolak ekonomi.

"Kalau nanti pengetatan barang, bagaimana dengan pengiriman barang kan bisa menghambat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper