Bisnis.com, PALU - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah mengatakan sekitar 3.056 hektare kebun durian di provinsi tersebut telah teregistrasi guna menunjang kegiatan ekspor komoditas durian ke China, sebagaimana protokol ekspor buah yang ditetapkan negara tersebut.
"Setiap pohon durian menghasilkan buah dan di ekspor ke Tiongkok maka wajib diregistrasi. Konsumen di negara tersebut tidak hanya sekedar mengonsumsi durian, tetap juga mereka mendapat informasi detail produk tersebut, hingga nama petani yang memproduksi," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Sabtu (25/1/2025).
Ia menjelaskan protokol ekspor durian ke Negeri Tirai Bambu sangat ketat, oleh karena itu pemerintah daerah (pemda) Sulteng melakukan pemenuhan syarat protokol tersebut.
Protokol yang telah dipenuhi yakni standar Good Agriculture Practices (GAP) atau cara budi daya pertanian yang baik dan standar Good Handling Practices (GHP).
"Sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekspor seperti kebun durian, ketersediaan jumlah petani, rumah kemas hingga pelabuhan telah disiapkan pemerintah," ujarnya.
Ia memaparkan 3.056 hektare kebun durian yang sudah di registrasi tersebar di lima kabupaten yakni Kabupaten Parigi Moutong seluas 1.461,71 hektare, Poso 1.161,7 hektare, Sigi 211.941 hektare, Donggala 151 hektare dan Tolitoli 70,07 hektare.
Baca Juga
Dari lima kabupaten yang telah teregistrasi, saat ini tiga kabupaten menyatakan kesiapan ekspor yakni Parigi Moutong, Poso dan Sigi, dijadwalkan ekspor perdana durian ke China pada Februari 2025.
"Selama ini ekspor durian Indonesia ke Tiongkok melalui jalur Vietnam dan Thailand, tetapi saat ini ekspor langsung ke negara tujuan dan Sulawesi Tengah memanfaatkan peluang itu," tutur Nelson.
Ia menambahkan sekitar 1.379 petani juga telah diregistrasi dalam menunjang kegiatan ekspor, yang mana varietas durian yang menjadi fokus ekspor yakni jenis Montong, Musangking, Duri Hitam dan Bawor.
Rencana ekspor ke pasar Tiongkok berupa durian frozen atau kemasan dengan dua jenis pengiriman yakni daging durian beserta biji dan dalam bentuk pasta.
"Ekspor langsung ke pasar tujuan dari Pelabuhan Pantolan Palu membutuhkan waktu kurang lebih sembilan hari, maka tingkat kematangan panen buah sekitar 80 hingga 90 persen. Sebelum peluncuran ekspor nanti, Pemprov Sulteng bersama lintas kementerian/lembaga melakukan simulasi guna memastikan infrastruktur, sarana dan prasarana penunjang benar-benar siap," kata dia memaparkan.