Bisnis.com, MAKASSAR - Masyarakat di Sulawesi Selatan mengeluhkan kelangkaan gula pasir di pasaran. Rahmawati (48) warga Makassar mengatakan gula pasir mulai sulit ditemukan tak hanya ditingkat pengecer tetapi juga di toko retail.
"Kalaupun dapat di satu toko, harganya juga lumayan mahal. Dijual dengan kisaran harga Rp18.000 sampai Rp20.000 per kilogram," ungkap Rahmawati, Senin (9/3/2020).
Ia mengungkapkan kejadian ini sebenarnya sudah terjadi sejak dua pekan terakhir.
Berdasarkan data Asosiasi Suplier Toko Modern (Astom) Makassar harga gula pasir saat ini mencapai Rp810.000 per karung dengan berat 50 kilogram. Yang mana sebelumnya per karung gula pasir dengan berat yang sama yakni di kisaran Rp675.000.
Wakil Pimpinan Wilayah Perum Bulog Divre Sulselbar Muhammad Taufik mengatakan persediaan gula di Bulog saat ini hanya tersedia 5 ton. Jumlah ini masih jauh dari kebutuhan masyarakat di Sulsel.
"Olehnya itu, untuk menyiapkan kembali stok gula. Kami sudah melayangkan surat permohonan ke Pemerintah Pusat agar disuplai gula sebesar sebanyak 135 ton," ungkap Taufik.
Baca Juga
Setiap tahun kebutuhan gula di Sulsel tercatat sebanyak 165.000 s/d 175.000 ton. Dari data tersebut bisa diestimasikan kebutuhan gula di Sulsel dalam sebulan yaitu sebanyak 14.600 ton.
Kelangkaan gula yang terjadi di Sulsel dibenarkan oleh Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Dinas Perdagangan Sulsel Aldiana.
Ia menyebut, saat ini permasalahan memang terjadi pada tingkat produksi. Di mana sebelumnya kebutuhan gula Sulsel dipasok dari Pabrik Gula di Kabupaten Bone dan Pabrik Gula Takalar milik PTPN XIV.
"Biasanya kebutuhan gula kita juga dipasok dari Jawa Timur. Tapi, masalahnya memang di tingkat produksi. Jadi, masalah stok langka sebenarnya bukan hanya di Sulsel, tapi hampir semua provinsi," ungkap Ina sapaan Aldiana.
Ia mengatakan, pada pekan lalu Kementerian Perdagangan telah melakukan rapat koordinasi bersama seluruh Dinas Perdagangan. Dalam penutupan rakor tersebut diputuskan rencana terkait akan dibukanya peluang impor gula.
Saat ini kata Aldiana, pihaknya masih menunggu keputusan. Sebab, aturan impor gula juga masih dirumuskan oleh pemerintah pusat. Yang pasti, langkah tersebut dinilai bersifat sementara hingga stok gula dalam negeri mulai stabil kembali.
"Intinya kita tetap menunggu keputusan pusat. Di Sulsel sendiri stok yang dari Distributor Benteng Baru sekitar 2.000 ton. Untuk Pabrik Gula Takalar diperkirakan baru bisa produksi pada Mei mendatang," jelas Ina. (K36)