Bisnis.com, MAKASSAR — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai hilirisasi industri pengolahan di sektor kelautan belum berjalan maksimal.
"Perlu upaya yang lebih keras lagi untuk menguatkan sektor ini. Apalagi kita ketahui bersama. Indonesia itu negara maritim, kepulauan, lautnya sangat luas, tapi hilirisasi dari industri berkaitan dengan kelautan itu belum maksimal," ungkap Agus saat melakukan kunjungan kerja di Makassar, Senin (10/2/2020).
Agus menerangkan, hilirisasi industri sektor kelautan bisa menjadi kekuatan baru, apalagi jika memberdayakan sumber daya manusia dalam negeri. Hilirisasi industri menurut Agus juga menjadi sektor yang potensial untuk menyerap tenaga kerja.
"Hilirisasi itu nilai tambah tidak boleh pindah keluar negeri, termasuk yang berkaitan dengan penyerapan dari tenaga kerja," katanya.
Untuk itu, pemerintah juga terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan baik Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang kelautan agar mendapat penguatan dari sisi permodalan. Tak hanya dari sisi sumber daya saja.
Salah satunya, kata Agus, bantuan kredit usaha rakyat (KUR). Pemerintah telah meningkatkan nilai bantuan KUR dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun dengan minimum pinjaman dinaikkan dari Rp25 juta sampai Rp50 juta.
Baca Juga
"Kami setuju pemberian KUR diberikan kepada kreditur yang bergerak di industri sektor kelautan, termasuk yang ada di Sulsel," terang Agus.
Pada kesempatan tersebut Agus juga membuka Diklat 3 in 1 yang digelar oleh Balai Diklat Industri Makassar. Di mana pada diklat tersebut dilakukan tiga jenis pelatihan di antaranya pembuatan aneka olahan berbasis ikan, pembuatan desain kemasan produk pangan, dan pembuatan aneka olahan berbasis rumput laut.
Sebanyak 150 orang yang merupakan pelaku IKM dan UKM terpilih dari beberapa kabupaten dan provinsi di luar Sulsel. Agus menyatakan, diklat diklat tersebut juga merupakan salah satu upaya pemerintah guna meningkatkan SDM di sektor industri kelautan.
Kepala Balai Diklat Industri Makassar C. Elisa Martina Katili mengatakan diklat tersebut tak hanya bertujuan untuk meningkatkan potensi sumber daya tetapi juga peningkatan pasar. Misalnya saja pada pelatihan desain kemasan
"Sekarang kan sudah zaman digital. Jadi kita melihat antusias anak milenial itu semakin besar untuk berwirausaha. Anak milenial sekarang makin kreatif untuk membuat kemasan yang lebih menarik," kata Elisa. (K36)