Bisnis.com, MAKASSAR -- Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menawarkan ruang investasi untuk mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Hal itu diungkapkan Sudirman saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulsel yang turut menghadirkan Susi sebagai pembicara.
Sudirman mengatakan, salah satu potensi bisnis yang bisa dikerjasamakan dengan Susi yakni jasa penerbangan.
Seperti diketahui, Susi sendiri memiliki lini bisnis di sektor penerbangan dengan nama maskapai Susi Air. Maskapai tersebut dikelola oleh PT ASI Pudjiastuti Aviation.
"Sulsel punya Kepulauan Selayar dengan segala potensi yang dimiliki. Hanya saja akses transportasi belum memadai. Kita butuh konektivitas, misalnya dengan membuka akses penerbangan yang masif," ungkap Sudriman, Kamis (5/12/2019).
Pada kesempatan itu, Sudirman menawarkan pada Susi jika saja bersedia untuk membuka rute penerbangan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar ke Bandara H Aroepala di Kepulauan Selayar.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan pesawat perintis Susi Air bisa melayani penerbangan di wilayah tersebut.
Apalagi saat ini, Kepulauan Selayar tengah didorong untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Selayar memiliki keindahan alam dan laut yang menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun asing untuk berkunjung ke wilayah tersebut.
Karena itu, Selayar membutuhkan mobilisasi yang tepat untuk menunjang kunjungan wisatawan.
"Mungkin Ibu Susi bisa mencoba sendiri berkunjung ke Selayar. Apalagi Ibu Susi senang diving. Keindahan laut di Selayar itu tidak diragukan lagi," jelas Sudirman.
Menanggapi hal tersebut, Susi menyatakan untuk membuka akses penerbangan rute Bandara Internasional Sultan Hasanuddin menuju Bandara Aroepala dengan Susi Air, Pemprov Sulsel bisa mengajukan permohonan kepada Kementerian Perhubungan untuk perizinan dan pengadaan rute penerbangan Susi Air.
Susi menjelaskan, sejak 2012 Susi Air sudah melayani penerbangan untuk wilayah Sulsel dengam anggaran yang disiapkan sebesar Rp11 miliar.
Pesawat perintis Susi Air bahkan melayani penerbangan hingga ke pelosok daerah. Hanya saja penerbangan itu melayani penerbangan untuk membantu UMKM, kegiatan sosial, dan kesehatan.
"Tapi, karena terkena anggaran yang tinggi. Perusahaan kita kena slash. Akhirnya berhenti, karena operasional menurun. Di Sulsel tinggal ada tiga rute penerbangan saja," ungkap Susi.
Menurutnya, hal ini yang perlu dievaluasi oleh pemerintah. Yang mana kerap kali pembangunan dilakukan tanpa memerhatikan akses. Susi mencontohkan, misalnya saja pembangunan bandara yang dilakukan dengan anggaran Rp100 miliar, tapi tidak ada penerbangan.
"Seringkali bandara dibangun tapi tidak memikirkan how to running. Yang didahulukan malah lampu jalan daripada subsidi penerbangan," kata Susi.
Olehnya itu, Susi berharap hal tersebut bisa menjadi perhatian bagi pemerintah ke depannya. Sebab menurutnya, kelancaran akses dan konekvitas yang baik mampu mendorong taraf perekonomian suatu daerah. Tak hanya di Sulsel, tetapi juga di sejumlah daerah lainnya.