Bisnis.com, MAKASSAR - Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Sulsel membuka peluang untuk mendorong kehadiran pelabuhan bahan pangan atau Agro Port. Untuk mendorong pembangunan Agro Port, ABUPI akan merancang berbagai persiapan teknis.
Koordinator Wilayah ABUPI Sulsel Joko Widiatmoko mengemukakan ada banyak potensi di sektor pertanian, peternakan, perikanan yang bisa mendukung kehadiran Agro Port. Apalagi selama ini Sulsel dikenal sebagai daerah dengan penghasil pangan terbesar di timur Indonesia.
"Sudah ada beberapa investor asing yang menunjukkan ketertarikannya, salah satunta dari Cina. Kami juga masih dalam tahap diskusi dengan pihak pemerintah daerah," jelas Joko di Makassar, Kamis (28/11/2019).
Meski Sulsel telah memiliki pelabuhan peti kemas, namun Joko menilai secara infrastruktur atau secara muatan masih sangat minim. Begitupun dengan kehadiran Makassar New Port (MNP). Ia mengatakan, kerap kali bahan pangan yang dikirim keluar daerah tidak di klasifikasikan sehingga bercampur dengan barang kargo lainnya.
Oleh karena itu, kehadiran Agro Port nantinya akan memaksimalkan pengiriman bahan pangan keluar Sulsel. Sebab Agro Port akan menyiapkan coldstorage yang akan dijadikan tempat penyimpan produk-produk pertanian, perikanan, maupun peternakan yang akan dikirim.
"Jadi infrastruktur dari sisi coldstorage bisa membuat kualitas bahan pangan yang dikirim keluar Sulsel bisa tetap dalam kondisi prima. Misalnya saja, beras, buah-buahan, ikan, dan daging segar," ungkap Joko.
Bahan pangan yang dimiliki Sulsel kata Joko, memiliki potensi yang besar untuk dipasok ke beberapa daerah yang masuk dalam zona krisis bahan pangan. Sebagai contoh, beras asal Sulsel yang didistribusikan ke DKI Jakarta. Termasuk ikan untuk memenuhi kebutuhan protein warga ibu kota negara.
ABUPI sebagai pihak swasta yang menjembatani pengelola pelabuhan dan pengusaha berkomitmen untuk memacu perekonomian Indonesia termasuk daerah dari sektor kepelabuhan. ABUPI juga menunjukkan konsistensinya dalam meningkatkan pendapatan daerah, yakni bekerjasama dengan Perusahaan Daerah (Perusda).
"Jadi, kita lakukan bareng Perusda kita harapkan ada transfer knowledge ke Perusda. Sehingga kita sama-sama bergerak. Jadi dari sisi Perusda juga dapat deviden yang bisa masuk ke PAD," terang Joko.
Selain Agro Port, ABUPI juga turut mendukung pembangunan kawasan industri galangan kapal Sulsel. Joko mengatakan, untuk proyek tersebut sudah menggaet dua investor asing asal Korea dan Prancis. Adapun daerah yang disasar untuk membangu kawasan industri galangan kapal yaitu Kabupaten Barru.
Sebelumnya Kepala Dinas Perindustrian Ahmadi Akil menyatakan Sulsel sudah seharusnya memiliki kawasan industri kapal baru. Sebab Sulsel yang baru memiliki satu kawasan industri galangan kapal dinilai kerap kali menghambat aktivitas perkapalan.
"Apalagi jika ada kapal yang mengalami kerusakan. Untuk naik dock, kapal tersebut biasanya antre selama 3-4 bulan. Belum lagi jika harus dikirim ke Surabaya terlebih dulu
Ia menyebutkan, berdasarkan data lalu lintas Kementerian Perhubungan terdapat lebih dari 1.300 kapal niaga yang beroperasi di perairan timur. Terdiri dari angkutan perintis, tol laut, sabuk nusantara yang beroperasi di pulau-pulau kawasan timur.(k36)