Bisnis.com, MAKASSAR -- Ratusan halte bus rapid transit (BRT) di Makassar tampak terbengkalai dan makin tak terurus.
Fasilitas umum yang berada di bawah kelola Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel itu memang mulai tak beroperasi sejak berkurangnya armada BRT di kawasan Makassar, Sungguminasa, Takalar (Mamminasata).
Kepala UPT Transportasi Mamminasata, Prayudi Syamsibar memaparkan secara total ada 154 halte BRT di kawasan Mamminasata. Dari total tersebut hanya 49 unit yang masih aktif beroperasi. Hal itu berarti 105 unit di antaranya tidak lagi dipergunakan namun, tetap terpasang di beberapa titik jalur.
"Soal halte BRT, semua masih sebenarnya masi bisa beroperasi. Artinya bukan tidak bisa dipakai, hanya memang tidak difungsikan," ungkap Prayudi, Jumat (11/10/2019).
Tidak difungsikannya ratusan halte tersebut lanjut dia, sebab tidak adanya armada BRT yang melewati rute penempatan halte tersebut. Pasalnya, pihak Perum Damri saat ini hanya mengoperasikan BRT pada jalur atau koridor terbatas.
Prayudi tak menampik bahwa 105 halte tersebut memang tak lagi dilalui oleh armada BRT Mamminasata. Meski masih berada pada posisinya masing-masing, halte tersebut kerap kali menjadi tempat berteduh bagi anak jalanan. Tak jarang, halte teraebut juga menjadi lahan untuk berjualan.
"Kami masih tetap melakukan perawatan. Apalagi tahun 2020 mendatang, kembali akan diusulkan anggaran untuk tujuan itu. Kami sudah diminta untuk menghitung berapa banyak halte yang perlu dilakukan pemeliharaan. Estimasi anggarannya masih diproses," jelas Prayudi.
Dia menambahkan, ke depan pihaknya akan nembuat rencana untuk kajian pengembangan BRT. Misalnya, implementasi proyek Sustainable Urban Transport Programme Indonesai (SUTRI NAMA) dan komponen Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (INDOBUS) bekerjasama Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ).
"Jadi kita sambil tunggu studi kelayakan konsultan pilot project SUTRI NAMA - INDOBUS. Beberapa waktu lalu memang ada juga halte yang dipindahkan karena pelebaran jalan. Halte inikan fungsional, artinya bisa dibongkar pasang," tambahnya.
Menanggapi hal itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dishub Sulsel Fahlevi menyebut sebelumnya ada dua halte BRT yang terpaksa dibongkar di Jalan Sultan Alauddin. Alasannya, karena ada proyek pengerjaan jalan trotoar yang melewati dua halte tersebut.
Dua halte yang dibongkar itu rencananya akan dipindahkan. Apalagi saat ini ada agenda membuka jalur baru BRT ke arah Jalan Letjen Hertasning Makassar hingga Jalan HM Yasin Limpo, Kabupaten Gowa. Dishub sendiri sudah mengusulkan sejak lama dibukanya koridor baru itu.
"Untuk sementara itu usulan saya, tapi kita tetap lakukan kajian. Kami akan bahas bersama bidang teknis ini. Kalau ada anggaran di APBD perubahan akan segera kita pasang kembali," jelas Fahlevi.