Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Milenial Dominasi Pasar Modal di Sulawesi Selatan

Tren digitalisasi di Indonesia menjadi pintu kemudahan bagi semua sektor termasuk industri pasar modal. Namun sayangnya, minat masyarakat Indonesia dalam berinvestasi di pasar modal masih sangat minim.
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Beawiharta
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, MAKASSAR – Tren digitalisasi di Indonesia menjadi pintu kemudahan bagi semua sektor termasuk industri pasar modal. Namun sayangnya, minat masyarakat Indonesia dalam berinvestasi di pasar modal masih sangat minim.

Kepala Bursa Efek Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan, Fahmin Amirullah, mengatakan masyarakat Indonesia yang memahami mengenai pasar modal hanya sekitar 4,40%.

Kemudian yang menggunakan instrumen investasi pasar modal presentasinya lebih rendah lagi, yaitu 1,25%.

Dia menjelaskan masyarakat masih didominasi oleh budaya konsumtif dibanding investasi. Paradigma ini harus diubah melalui sosialisasi yang masif apalagi investasi pasar modal saat ini menawarkan beragam kemudahan.

"Dulu, untuk berinvestasi harus menyiapkan Rp50 juta, yang kalau dikonversi sekarang itu jumlahnya Rp300 juta. Sekarang bisa buka rekening efek dengan deposit yang sangat minim. Deposit itulah yang nanti digunakan untuk membeli saham," jelas Fahmi dalam event Investart di Makassar pada Sabtu (6/3/2019).

Fahmi melanjutkan pasar modal mulai memunculkan kabar baik pada 2018. Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang naik signifikan dan didominasi kaum milenial.

BEI Sulsel mencatat jumlah Single Investor Identification (SID) pada 2017 yaitu hanya 8.867, naik menjadi 13.797 pada 2018, dan pada Februari 2019 tercatat 14.690.

"Total SID berusia 18 hingga 40 tahun sebanyak 10.139. Milenial sekarang banyak sekali yang tertarik berinvestasi, tertarik untuk mengenal apa saja produk-produk investasi," ucap Fahmin.

Sementara itu, Ahmad Rafif Raya, Founder Truzt.id, platform yang bergerak di bidang edukasi, memaparkan pentingnya berinvestasi sejak dini sebagai langkah mempersiapkan masa tua yang lebih baik.

Menurut Rafif, anak muda harus mendorong diri untuk berinvestasi selagi belum memiliki keluarga untuk ditanggung biaya hidupnya.

Namin dia menyesalkan masih banyak sekali anak muda yang belum memikirkan hal itu dan lebih memilih bersenang-senang dan menghamburkan materi.

"Padahal dua-duanya bisa jalan, investasi dan mempersiapkan hari tua yang lebih baik. Siapa yang tahu, jika tiba-tiba kehilangan pekerjaan, kalau tidak memiliki investasi jadi repot membiayai hidup," tuturnya.

Rafif menambahkan semakin cepat memulai untuk berinvestasi, semakin cepat mendapatkan keuntungannya. "Investasi itu jangka panjang. Bukan sepekan, bahkan bisa sampai berpuluh tahun. Faktor paling penting bagi investasi adalah waktu. Sabar menunggu, tidak instan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper