Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit 2018 Sulawesi Utara Melambat

Berdasarkan jenis penggunaannya, portofolio kredit Sulut didominasi oleh jenis kredit konsumsi sebesar Rp22,06 triliun. Adapun, total kredit investasi dan kredit modal kerja masing-masing mencapai Rp5,09 triliun dan Rp9,72 triliun.
Boulevard di Manado Sulawesi Utara/Indonesia.Travel
Boulevard di Manado Sulawesi Utara/Indonesia.Travel

Bisnis.com, MANADO - Pertumbuhan kredit perbankan Sulawesi Utara mengalami perlambatan pada 2018. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan kredit nasional tercatat tumbuh lebih pesat.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per akhir Desember 2018 pertumbuhan kredit di Sulut mencapai 6,87% secara tahunan menjadi Rp36,88 miliar. Pertumbuhan itu lebih lambat dibandingkan realisasi pada 2017 sebesar 9,84%.

Berdasarkan jenis penggunaannya, portofolio kredit Sulut didominasi oleh jenis kredit konsumsi sebesar Rp22,06 triliun. Adapun, total kredit investasi dan kredit modal kerja masing-masing mencapai Rp5,09 triliun dan Rp9,72 triliun.

Dari ketiga jenis kredit tersebut, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, yakni sebesar 14,25% secara tahunan. Adapun, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh 8,84% dan 4,48%.

Meski tercatat melambat, pertumbuhan kredit Sulut dapat diiringi dengan perbaikan kualitas aset. Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang mencapai 2,95%, lebih baik dari posisi pada akhir 2017 sebesar 3,29%.

Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sejalan dengan pertumbuhan nasional yang lebih lambat daripada laju pertumbuhan kredit. Per akhir Desember 2018, pertumbuhan DPK Sulawesi Utara mencapai 2,23% secara tahunan, menjadi Rp24,18 triliun.

Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK tertinggi pada jenis simpanan tabungan rupiah dengan pertumbuhan mencapai 6,01% secara tahunan. Deposito valas juga tercatat tumbuh positif sebesar 5,56% secara tahunan.

Meski demikian, secara total DPK dalam mata uang asing tercatat -16,6% secara tahunan. Penurunan terbesar terjadi pada giro dalam bentuk valas yang dalam mata uang rupiah mencapai Rp331 miliar, turun 40,04% secara tahunan. Pangsa terhadap total DPK nasional juga tercatat menurun dari 0,45% menjadi 0,43%.

Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan nasional pada tahun lalu mencapai Rp5.358,01 triliun, tumbuh 13,09% secara tahunan. Adapun, total DPK perbankan mencapai Rp5.630,44 triliun, tumbuh 6,45% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper