Bisnis.com, WANGGUDU, Sultra – Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, menunggu keseriusan Kalla Group menanamkan modal pada sektor perkebunan kakao untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wakil Bupati Konawe Utara Raup mengatakan kebutuhkan lahan minimal 200 hektare untuk menjamin produksi industri kakao berkelanjutan yang disyaratkan Kalla Grup sudah disanggupi pemerintah daerah bersama petani setempat.
"Konawe Utara memiliki lahan yang cukup dan potensi kesuburan yang tinggi sehingga merespon permintaan atau harapan Kalla Grup untuk menyiapkan lahan seluas 200 hektare," ungkapnya di Wanggudu, ibu kota Kabupaten Konawe Utara, pada Kamis (29/11/2018).
Potensi perkebunan kakao yang menjanjikan investasi menantikan penanam modal yang serius, seperti Kalla Group untuk menjalin kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara.
Kalla Group memerlukan bahan baku kakao 30 ton atau lebih per bulan, sehingga diperlukan perluasan lahan produksi dan lahan cadangan yang berkelanjutan.
Masyarakat petani Konawe Utara juga cukup familiar dengan tanaman kakao sehingga tidak sulit melibatkan mereka (petani) untuk perluasan perkebunan kakao.
Justru yang menjadi masalah bagi petani adalah pemasaran yang tidak pasti sehingga cenderung beralih ke kegiatan komoditas pertanian yang terjamin pasarnya, seperti komoditas jagung akhir-akhir ini.
"Kalau pasar siap petani pasti sungguh-sungguh karena profesinya mereka. Sebaliknya petani tidak segan-segan mengganti tanaman lain kalau pasaran tidak menjamin. Contohnya, belasan tahun lalu petani menghabisi tanaman cengkih diganti dengan kakao karena pasaran menjamin," ujar Raup.
Kehadiran Kakao Kalla Group membuka peluang baru bagi petani karena kendala permodalan dapat diatasi dengan memanfaatkan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) melalui Bank BNI 46.
Anggota DPRD Konawe Utara Samir mengatakan Pemerintah Konawe Utara bersama masyarakat dan DPRD membuka ruang bagi investor yang serius berinvestasi di Bumi Oheo.
"Kalla Group sudah pernah berkunjung ke Konawe Utara yang menyatakan berminat menanamkan modalnya. Masyarakat petani siap bermitra dengan perusahaan yang serius," kata Samir, politisi Partai Hanura.