Bisnis.com, MANADO—Kesadaran masyarakat terutama pelaku usaha Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor kuliner di Manado untuk menggunakan transaksi elektronik mulai meningkat, seiring dengan gencarnya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh perbankan.
Kepala Kantor Cabang Utama (KCU) PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Manado Felicia Lily Jaury menjelaskan, pihaknya terus melakukan upaya promosi untuk meningkatkan penetrasi transaksi elektronik guna mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) yang ditetapkan Bank Indonesia.
Salah satunya dengan menggelar program “Kejutan EDC BCA Bagi-Bagi Emas” yang ditujukan bagi pelaku UMKM kuliner di Kawasan Megamas Manado selama periode Mei hingga Juli 2018.
“Mulai mei sampai Juli ternyata cukup banyak transaksi yang menggunakan cashless. Ini bukti dari lebih banyak edukasi yang kita berikan kepada masyarakat akan membuka wawasan masyarakat untuk mengurangi transaksi non tunai,” ujarnya, Jumat (24/8).
Dia menjelaskan, melalui program tersebut pihaknya memberikan penghargaan berupa logam mulia emas seberat 5 gram untuk 10 mitra bisnis BCA di Kawasan Megamas yang telah berpartisipasi menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC) BCA dan memiliki transaksi terbanyak sepanjang periode.
Dia menilai, rata-rata transaksi elektronik untuk setiap restoran yang berpartisipasi pun cukup besar. Bahkan, transaksi elektronik di salah satu restoran yang relatif baru dapat mencapai Rp500 juta per bulan.
Dengan besarnya antusiasme para merchant, pihaknya pun mempertimbangkan untuk mengadakan program serupa dengan skala yang lebih besar pada tahun depan.
“Acara seperti ini bisa dilanjutkan, dan mungkin bisa ditiru oleh bank lain. Bukan hanya BCA, tetapi juga seluruh perbankan karena ini program BI dan nasional. Kalau dilakukan secara berkesinambungan, lama-lama masyarakat akan teredukasi,” jelasnya.
BCA, sambungnya mendukung program Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) melalui mesin EDC BCA. Mesin EDC BCA sudah bisa menerima transaksi debit dari seluruh kartu ATM bank yang berlogo GPN dan lebih dari 40 bank yang tergabung dalam member Prima, serta kartu kredit dan prabayar (Flazz dan Sakuku)
Terpisah, Buwono Budisantoso, Kepala Divisi SP, PUR, Layanan dan Administrasi / Deputi Direktur BI Perwakilan Sulut mengatakan adanya gerakan nasional nontunai (GNNT) berdampak pada permintaan uang kartal. Dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh sekitar 5% , ada potensi permintaan uang kartal yang tumbuh sekitar 15%-20%.
“Dengan adanya gerakan nontunai, ada penurunan sekitar 6%,” katanya.
Hal ini, menurutnya, cukup positif karena salah satu tugas bank sentral yakni mendistribusikan uang ke seluruh Indonesia. Tidak jarang, tugas ini cukup berat mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
Kantor Perwakilan BI Sulut, lanjutnya, juga akan mengembangkan kawasan wisata nontunai. Salah satunya yakni Bunaken. Para wisatawan, lanjutnya, akan didorong untuk melakukan pembayaran nontunai.