Bisnis.com, MAKASSAR - PT Bank Negara Indonesia Tbk. mengestimasi peredaran uang elektronik berlabel Tapcash BNI di Makassar telah menyentuh angka 50.000 keping dengan proyeksi transaksi mencapai Rp10 miliar per bulan.
Vice President Consumer Banking BNI Wilayah Makassar, Hadi Santoso mengemukakan distribusi kartu uang el itu terus dilakukan perseroan terkhusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang penerapan elektronifikasi ruas tol mulai bulan depan.
Khusus untuk program elektronifikasi tol, lanjut dia, perseroan bahkan mengalokasikan secara khusus sebanyak 10.000 keping Tapcash BNI dengan pola pemasaran pada gerbang tol maupun penjualan konvensional pada beberapa titik di kota tersebut.
"Kami juga intensifkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar menjadikan Tapcash sebagai alat pembayaran untuk setiap transaksi," katanya kepada Bisnis, Selasa (26/9/2017).
Selain itu, perseroan juga dalam setahun terakhir relatif agresif dalam melakukan penetrasi uang elektronik melaui produk Tapcash dengan menggandeng sejumlah korporasi maupun instansi pemerintah melalui skema branding kartu multi guna yang berorientasi pada transaksi non tunai.
Kendati demikian, lanjut Hadi, penerapan sistem pembayaran untuk penggunaan ruas tol melalui penggunaan uang elektronik diakui salah satu instrumen memiliki pengaruh signifikan terhadap volume transkasi Tapcash.
"Rata-rata volume transaksi Tapcash BNI saat ini masih di kisaran Rp5 miliar, namun sejalan dengan GNNT pada ruas tol kami proyeksikan bisa mencapai Rp10 miliar per bulan di Makassar," ujarnya.
Secara simultan, perluasan merchant mitra juga terus diperluas perseroan sehingga lebih menunjang aktivitas transaksi non tunai dengan menggunakan kartu Tapcash.
Adapun untuk kerjasama dengan korporasi maupun instansi pemerintah, diimpelementasikan melaui branding Tapcash dengan ID card karyawan maupun pegawai yang memungkinkan dimanfaatkan sebagai alat pembayaran non tunai.
Secara umum, serangkaian penetrasi itu juga lebih mendorong penciptaan ekosistem non tunai di Makassar sesuai dengan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang digelorakan oleh pemerintah melalui Bank Sentral.
Sementara itu, penggunaan uang elektronik di ruas tol Makassar cukup potensial dalam mengatrol penggunaan produk e-Money yang diterbitkan oleh perbankan.
Asumsi tersebut mengacu pada trafik kendaraan pada ruas tol yang mencapai rerata harian sebanyak 96.360 unit untuk periode pencatatan per Agutus 2017 lalu. Volume kendaraan tersebut masih memiliki potensi peningkatan signifikan pada periode tertentu yang membuat pergerakan kendaraan melakju signifikan.
Direktur Teknik dan Operasional Bosowa Margautama Nusantara Ismail Malliungan mengemukakan infrastruktur penopang transaksi non tunai telah terpasang pada sembilan gerbang tol kelolaan perseroan dan siap mendukung penerapan sistem pembayaran virtual yang dipersyaratkan pemerintah.
Sejauh ini, lokasi pelayanan isi ulang telah tersedia pada ruas tol seksi I dan seksi II yakni pada gerbang tol (GT) Cambaya serta GT Kaluku Bodoa yang merupakan perlintasan kendaraan utama pada kelolaan perseroan.
"Selanjutnya, titik top up akan ditambah pada GT Tamalanrea dan GT Biringkanaya pada ruas seksi IV. Termasuk pula pembangunan gardu tol otomatis [GTO]," ujarnya.
Pada tahun ini, urai Ismail, terdapat 9 unit GTO yang tengah dibangun perseroan mulai dan ditargetkan beroperasi pada Oktober mendatang, dengan asumsi seluruh GT utama kelolaan memiliki fasilitas tersebut.
Selanjutnya, fasilitas GTO pada ruas kelolaan Margautama sebanyak 11 unit hingga sebagian besar gardu tol konvensional telah dokonverasi menanti otomotis berbasis non tunai.
Sekedar diketahui, komposisi transaksi non tunai pada ruas kelolaan milik perseroan masih berada level 8,05% sedangkan selebihnya masih bertransaksi secara tunai.
.jpg?w=184&h=104)
