Bisnis.com, MAKASSAR - HSBC Indonesia bersama dengan Putera Sampoerna Foundation mendorong segmen akademisi atau dosen di Makassar menjadi agen literasi dan inklusi keuangan berbasis riset finansial di wilayah timur.
Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko mengatakan upaya tersebut dimanifestasikan melalui penyelenggaran lokakarya riset dan publikasi yang diperuntukkan khusus bagi dosen di Kota Makassar.
Untuk skala lebih luas, lanjut dia, lokakarya riset dan publikasi itu diharapkan mampu meningkatkan minat maupun kuantitas penelitian perihal sektor keuangan dan finansial.
Hal tersebut selanjutnya diyakini mampu mendorong penguatan literasi serta utilitas produk keuangan di Makassar maupun wilayah timur secara umum.
"Apalagi bagi kami, dosen merupakan agen perubahan paling penting dalam misi edukasi keuangan HSBC dan PSF. Serta bagian komitmen kami menningkatkan inklusi keuangan di wilayah timur tentunya," katanya, Rabu (13/9/2017).
Di sisi lain, program itu mengacu pula pada posisi Makassar sebagai pusat perekonomian di wilayah timur sehingga peningkatan pemahaman keuangan dan finansial menjadi penting dalam menopang kondisi tersebut.
Lanjut Nuni, program itu juga dilandasi atas kecenderungan penulisan dan publikasi karya ilmiah di Indonesia yang masih terbilang rendah.
Merujuk pada data Scimago Journal & Country Rank 2015, karya dan publikasi ilmiah bidang bisnis dan manajemen di
Indonesia berjumlah 452 dokumen atau masih tertinggal dengan Malaysia dan Singapura masing-masing 1.070 dokumen dan 528 dokumen.
Padahal, penduduk Indonesia lebih dari delapan kali jumlah penduduk Malaysia dan 40 kali jumlah penduduk Singapura.
Selain itu, hasil survei Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama pemerintah Australia dan Swiss pada 2016, menunjukkan hanya 41% masyarakat Indonesia Timur yang telah menggunakan layanan perbankan.
Bahkan, sekitar 54% belum memiliki rekening bank sendiri. Khusus Sulawesi Selatan sendiri, survei OJK menunjukkan bahwa literasi dan inklusi keuangan masyarakat masing-masing berada di level 28,36% dan 68 %.
Pengelola Proyek Program Kerjasama HSBC–PSF sekaligus Ekonom Sampoerna University, Wahyoe Soedarmono menguraikan publikasi riset di jurnal internasional dapat menjadi salah satu indikator kemajuan pendidikan sebuah negara.
Sehingga pada lokarya riset untuk dosen yang diselenggarakan di makassar, lanjutnya, terdapat dua poin utama yang ingin ingin diwujudukan.
Pertama, dosen mampu memahami perihal topik terkini di sektor keuangan dan perbankan yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Baik yang menyangkut aspek makroprudensial maupun mikroprudensial dalam rangka mendorong pendalaman dan stabilitas sektor keuangan untuk pertumbuhan ekonomi.
Kedua, lokakarya ini memberikan panduan praktis bagaimana menulis riset ilmiah dan melakukan publikasi riset di jurnal internasional.
“Secara garis besar, program ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan di wilayah Indonesia Timur melalui riset ilmiah. Selama ini, isu-isu keuangan dan perbankan banyak dilihat dari perspektif agregat atau nasional," kata Wahyoe.
Padahal, urai dia, banyak permasalahan unik di setiap daerah sehingga melalui lokakarya riset ini dapat mendukung akademisi di wilayah timur Indonesia dalam memetakan masalah.
Lalu mengidentifikasi implikasi kebijakan keuangan dan perbankan yang bersifat spesifik untuk diterapkan di daerah.
Adapun lokakarya keuangan dan finansial ini merupakan bagian dari rangkaian program edukasi diinisiasi Bank HSBC Indonesia, bekerja sama dengan PSF melalui Sampoerna University yang telah memasuki tahun kedua.
Tujuannya untuk menciptakan efek menggandakan edukasi keuangan dan perbankan, baik secara nasional maupun lokal.