Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo IV Realisasikan Direct Export dari Pelabuhan Sorong

PT Pelabuhan Indonesia IV memfasilitasi penyelenggaraan jalur ekspor langsung atau direct export dari Pelabuhan Sorong, Papua Barat, ke sejumlah negara destinasi ekspor di Regional Asia.
Ilustrasi Pelabuhan Sorong/tni.mil.id
Ilustrasi Pelabuhan Sorong/tni.mil.id

Bisnis.com, MAKASSAR - PT Pelabuhan Indonesia IV memfasilitasi penyelenggaraan jalur ekspor langsung atau direct export dari Pelabuhan Sorong, Papua Barat, ke sejumlah negara destinasi ekspor di Regional Asia.

Realisasi tersebut sekaligus melengkapi direct export yang telah diselenggarakan perseroan pada sejumlah pelabuhan kelolaan di regional timur meliputi

Pantoloan, Jayapura, Bitung dan Balikpapan.

Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung mengatakan dalam ekspor langsung perdana tersebut melibatkan perusahaan swasta lokal dengan volume 30 TEU's berupa komoditas Kayu Merbau ke Shanghai, Tiongkok.

“Secara keselurahan, kami sudah melakukan skema ini di lima pelabuhan kelolaan, di mana simpulnya melalui Pelabuhan Makassar sebagai poros direct call di timur," katanya dalam keterangan resmi di sela-sela seremoni Direct Export Pelabuhan Sorong, Selasa (15/8/2017).

Dari Pelabuhan Sorong, komoditas unggulan Kayu Merbau yang memang banyak diincar konsumen di China tersebut dikirim menggunakan perusahaan pelayaran lokal PT Salam Pacific Indonesia Lines atau yang lebih dikenal dengan PT SPIL.

Doso menyebutkan, sebelum ada direct call serta direct export yang difasilitasi perseroan, pengiriman komoditas Kayu Merbau ini harus melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sehingga relatif membutuhkan biaya logistik yang lebih tinggi.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (Indonesia Sawmill and Wood Working Association/ISWA) Papua, Daniel Gerden mengatakan permintaan Kayu Merbau untuk konsumsi luar negeri selalu tinggi.

Pengusaha asal Papua ini mengungkapkan, para pengusaha yang tergabung dalam ISWA Papua bisa mengirim ratusan kontainer dalam sebulan. Permintaan terbanyak berasal dari China, Korea, Taiwan dan beberapa negara lainnya. Dibandingkan dalam negeri lanjutnya, permintaan luar negeri yang paling banyak.

Daniel menyebut, rerata pengimpor Kayu Merbau di luar negeri menjadikan komoditas ini sebagai bahan untuk meubel, utamanya untuk lantai berbahan kayu.

“Kalau di sini [dalam negeri] orang kebanyakan menggunakan keramik sebagai lantai. Tetapi di luar negeri, mereka kebanyakan memakai kayu sebagai lantai dan rerata memilih menggunakan Kayu Merbau karena lebih kuat," katanya.

Dia juga menuturkan, sebenarnya potensi kehutanan, perkebunan, pertambangan, perikanan dan kelautan di Provinsi Papua masih cukup besar.

Khusus komoditas Kayu Merbau saja, kata Daniel, populasinya masih sampai 100 tahun lagi. Jenis kayu yang disenangi di banyak negara ini memang cukup populer dan banyak tumbuh di provinsi paling timur di Indonesia ini.

Hanya saja lanjut dia, persoalan yang sering menjadi kendala terbesar di Papua adalah masalah infrastruktur yang belum bisa terkoneksi secara keseluruhan, sehingga para pengusaha di Papua masih memilah-milah mana yang menjadi prioritas untuk dikerjakan atau dijadikan komoditas unggulan untuk diekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper