Bisnis.com, MAKASSAR - Penyaluran pembiayaan industri perbankan syariah terhadap sektor konstruksi di Sulawesi Selatan mencatatkan pertumbuhan relatif agresif pada semester pertama tahun ini.
Merujuk pada data statistik OJK Regional 6 Sulampua, perbankan syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp377,55 miliar pada semester pertama tahun ini atau melonjak hingga 29% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kepala OJK Regional 6 Sulampua Bambang Kiswono mengemukakan performa pertumbuhan pembiayaan dari perbankan syariah itu bahkan melampaui industri perbankan konvensional di Sulsel untuk sektor konstruksi.
"Meskipun memang, dari sisi komposisi nilai kredit konvensional untuk sektor konstruksi jauh lebih besar dari syariah," katanya, Selasa (20/6/2017).
Adapun untuk penyaluran pembiayaan ke sektor konstruksi itu bersumber dari enam bank umum syariah (BUS) sebesar Rp143,38 miliar sedangkan selebihnya dari lima unit usaha syariah (UUS) sebesar Rp234,15 miliar.
Secara terperinci, pembiayaan perbankan syariah Sulawesi Selatan untuk sektor konstruksi lebih terkonsentrasi pada segmen properti perumahan dengan komposisi sebesar 45% atau ekuivalen Rp177 miliar.
Kemudian selebihnya terbagi secara proporsional pada segmen lain meliputi listrik perdesaan, jembatan, pengairan, infrastruktur perhubungan laut serta beberapa segmen lainnya.
Menurutnya, pembiayaan syariah tetap tumbuh di segmen properti meski indeks harga properti belakangan meningkat tapi belum sekuat sebelumnya sebagai efek kebijakan LTV. Diperkirakan masih butuh waktu lama untuk kembali ke siklus yang sestabil tiga tahun sebelumnya.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Sulsel, Arief Mone mengatakan pembiayaan
syariah adalah salah satu pembiayaan yang banyak dibutuhkan oleh kontraktor. Tawaran bagi hasil menjadi skema pembiayaan yang memberikan kepastian bagi para pengembang.
"Target kami tahun ini yakni di sektor MBR 16.000 unit serta 5.000 unit untuk komersil. Keduanya segmen masih sangat membutuhkan pembiayaan berbasis syariah," katanya.
Untuk jangka panjang, lanjut Arief, perbankan syariah diharapkan lebih agresif memacu pembiayaan bagi sektor properti seiring dengan makin tingginya permintaan dari masyarakat serta untuk memangkas angka backlog di Sulsel.