Bisnis.com, MAKASSAR - Temuan uang palsu atau Upal di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan dalam tiga bulan pertama tahun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Sulsel, temuan Upal periode Januari-Maret 2017 mencapai 801 lembar atau naik dari tahun lalu dengan volume sebanyak 654 lembar.
"Peningkatan [temuan Upal] ini sebenarnya positif, tingkat partisipasi semua pihak semakin meningkat dalam meredam peredaran uang palsu di masyarakat. Seluruh Upal kami himpun, untuk kemudian dilakukan pemusnahan," papar Kepala BI Perwakilan Sulsel Wiwiek S. Widayat, Rabu (17/5/2017).
Dia menjelaskan, sebagian besar Upal yang berhasil dihimpun bank sentral tersebut merupakan bentuk pelaporan dari pihak perbankan maupun masyarakat yang mendapatkan adanya peredaran uang palsu.
Dengan kondisi tersebut, semakin banyak volume uang palsu yang diterjunkan dinilai sangat positif dalam menekan peredaran Upal di tengah masyarakat.
Di sisi lain, peningkatan peredaran Upal kerap seiring dengan laju kebutuhan uang kartal masyarakat dalam periode tertentu, di mana momentum tersebut dimaksimalkan pihak tertentu dengan menyebarkan Upal.
Menghadapi situasi yang demikian, papar Wiwiek, bank sentral menggandeng pihak kepolisian untuk memastikan distribusi uang kartal bisa berjalan sesuai dengan perencanaan mengikuti tingkat kebutuhan masyarakat.
"Apalagi ini jelang Ramadan dan Lebaran nanti, secara historis selalu terjadi lonjakan kebutuhan uang kartal, sehingga kami ada antisipasi dini. Selain itu, sosialiasi perihal ciri keaslian uang rupiah akan kami intensifkan," paparnya.
Adapun untuk temuan Upal, urai Wiwiek, pihaknya menemukan sebanyak 3.604 lembar yang merupakan kumulatif sepanjang 12 bulan terhitung Maret 2016 hingga Maret 2017.
Seluruh hasil penemuan Upal itu dimusnahkan secara serentak bentuk antisipasi maupun tindakan bank sentral terkait upaya menekan peredaran uang palsu di Sulsel.
"Ini pemusnahan pertama kali di lakukan di sulsel, yang sebelumnya dilakukan di Jakarta," katanya.
Kepala Divisi Pengelolaan Uang Rupiah BI Sulsel, Suzann Hamboer mengatakan peredaran uang palsu tidak lepas pula dari kecenderungan masyarakat yang masih banyak melakukan transaksi dengan menggunakan uang kartal.
"Ini terlihat dari inflow maupun outflow uang kartal di BI Sulsel yang masih terus mencatatkan peningkatan. Namun secara umum, peredaran Upal ada grafik penurunan sebenarnya, selain masyarakat kian melek rupiah asli, juga didukung tren non tunai yang berada di tren peningkatan," paparnya.