Bisnis.com, MAKASSAR - Penguatan komoditas perikanan Sulawesi Selatan yang berorientasi ekspor akan dilakukan secara simultan untuk seluruh segmen produksi.
Kepada Dinas Kekuatan dan Perikanan (DKP) Sulsel Sulkaf Latief mengemukakan langkah tersebut direncanakan pada komoditas perikanan budidaya maupun perikanan tangkap yang seluruhnya juga diarahkan pada pengolahan hasil produksi.
Adapun impelemtasi rill yang dimaksud meliputi penyediaan benih berkualitas maupun fasilitasi sarana budidaya yang memiliki kualifikasi sehingga ikut menopang kualitas komoditas yang dihasilkan.
Kemudian untuk perikanan tangkap, kata Sulkaf, pengamanan hasil tangkapan akan dilakukan langsung pada kapal sehingga kualitas dan mutu komoditas tetap terjaga sesuai dengan standarisasi ekspor.
Selanjutnya untuk pengolahan juga menjadi program utama, di mana mutu hasil budidaya maupun perikanan tangkap menjadi skala prioritas serta mendorong modernisasi untuk kemasan berbasis ekspor.
"Selain itu, kami juga akan lebih intensif melakukan promosi maupun mengikutkan komoditas unggulan berbasis ekspor Sulsel ke sejumlah pameran maupun eksebisi global untuk memperluas pasar ekspor," urainya kepada Bisnis, Minggu (7/5/2017) sore.
Sederet perencanaan itu, lanjut dia, juga akan diperkuat dengan peningkatan kapasitas dan pelayanan laboratorium perikanan DKP Sulsel sehingga mendukung penguatan kualitas komoditas ekspor.
Menurut Sulkaf, pihaknya juga melakukan perbaikan untuk pelayanan administrasi juga akan dilakukan dengan berorientasi pada peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD, pengembangan sistem perencanaan dan menerapkan sistem evaluasi capaian kinerja.
"Seluruh perencanaan ini diproyeksikan lebih memperbesar kontribusi sektor perikanan dalam perekonomian Sulsel. Pada 2016 kemarin, PDRB sektor perikanan itu mencapai Rp 30,9 triliun. Sebenanrnya itu juga tidak mencapai target, karena dipengaruhi komoditas rumput laut yang harganya anjlok tahun lalu," papar Sulkaf.
Kabid Kelautan dan Pesisir DKP Sulsel Natsir Mallawi mengatakan pemerintah provinsi pada tahun ini juga akan memulai pengembangan komoditas garam dalam skala yang lebih massif.
Adapun di Sulsel, terdapat empat kabupaten yang menjadi sentra produksi garam yakni Takalar, Jeneponto, Pangkep, dan Kepulauan Selayar dengan luasan potensial mencapai 1.960 hektare