Bisnis.com, MAKASSAR - Performa perekonomian Sulawesi Selatan pada tiga bulan pertama tahun ini secara kumulatif diprediksi dalam skala perlambatan.
Kepala Kantor Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Wiwiek S. Widayat mengemukakan kondisi tersebut terindikasi dari hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dilakukan bank sentral.
"Indikasinya melambat, tetapi ini masih prediksi, tentu saja untuk performanya menunggu data statistik dari BPS yang dirilis pekan depan," katanya, Rabu (3/5/2017).
Kendati demikian, lanjut Wiwiek, performa perekonomian Sulsel diprediksi masih berada di atas 7% meski mengalami perlambatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu maupun jika dikomparasi dengan kuartal IV/2016 lalu.
Berdasarkan hasil SKDU yang dilakukan BI Sulsel, indeks saldo tertimbang bersih atau STB dari kegiatan dunia usaha di Sulsel terkoreksi hingga 10% menjadi 46% pada kuartal I/2017 dari performa kuartal IV/2016 yang mencapai 56%.
Menurut Wiwiek, kondisi tersebut sekaligus mengindikasikan performa perekonomian Sulsel pada periode tersebut cenderung melambat terlebih sektor utama relatif mengalami penurunan indeks STB.
Adapun sektor yang mengalami penurunan indeks meliputi pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, serta transportasi dan komunikasi.
Sejalan dengan itu, penjualan hasil produksi di ttingkat ritel dan eceran juga mengalami perlemahan yang tercermin dari survei penjualan eceran (SPE) yang dilakukan bank sentral pada periode tiga bulan pertama di Sulsel.
Dalam survei itu mencatatkan indeks penjualan ril (IPR) hanya berada pada level 4,76%, atay lebih rendah dari kuartal keempat 2016 d lalu yang mencapai 5,31%.
"Namun secara historis, momentum pertumbuhan biasanya terjadi pada kuartal kedua, apalagi ini menjelang Ramadan dan Lebaran. Tentu saja berdampak positif terhadap kinerja dunia usaha," urainya.