Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Syariah Mandiri mengestimasi penyaluran pembiayaan di regional timur mampu tumbuh hingga 20% ekuivalen Rp4 triliun hingga akhir tahun ini seiring dengan tingkat literasi masyarakat terhadap produk syariah semakin meningkat di regional tersebut.
Regional Head BSM Region VII Indonesia Timur Anton Sukarna mengatakan segmen ritel masih menjadi pasar yang fokus disasar perseroan terkhusus untuk pembiayaan konsumtif melalui sejumlah produk pembiayaan berbasis syariah.
Sejauh ini, penyaluran pembiayaan BSM Region VII dilakukan melalui 20 jaringan kantor perseroan yang tersebar pada regional timur Tanah Air meliputi Sulawesi, Maluku dan Papua hingga akhir tahun lalu berada pada angka Rp3,3 triliun dengan kecenderungan pertumbuhan hingga dua digit per tahun.
"Pertumbuhan kami cukup baik di Region VII, secara rerata mencapai sekitar 15% per tahunnya. Untuk tahun ini, kami berfokus pada empat produk yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan nasabah di regional ini," katanya, Rabu (26/4/2017).
Adapun produk pembiayaan tersebut meliputi gadai dan cicil emas yang dipersiapkan pula menjadi pilihan instrumen investasi bagi nasabah regional.
Kemudian pembiayaan bagi aparatur sipil negara yang telah memasuki masa purna bakti yang berorientasi pada konsumtif serta produktif melalui produk implan.
Selanjutnya penyaluran pembiayaan mikro juga menjadi fokus perseroan dalam melakukan penetrasi dengan menyasar pelaku usaha berklasifikasi UMKM pada sektor potensial untuk dijadikan sebagai debitur.
"Secara kumulatif, kami harapkan penyaluran pembiayaan hingga akhir 2017 ini bisa tumbuh hingga 20% secara tahunan. Apalagi kami juga memiliki sejumlah program lain yang tentunya bisa lebih menggairahkan pemanfaatan produk syariah di regional VII," ucap Anton.
Adapun produk keempat yang menjadi fokus penetrasi perseroan di regional timur adalah memacu pasar dana murah melalui produk tabungan Mabrur yang diperuntukkan bagi nasabah dalam pelaksanaan ibadah haji maupun umrah.
Menurutnya, produk tersebut merupakan bagian dari langkah perseroan memperkuat komposisi dana murah yang selanjutnya menjadi penyokong utama dalam penyaluran pembiayaan di regional timur.
Ilyas Ibrahim, Regional Retail Bangkong Manager BSM Region VII, mengatakan penghimpunan dana secara keselurahan untuk regional timur hingga kuartal pertama 2017 telah mencapai Rp2,8 triliun dan diproyeksikan mampu tumbuh hingga 15% pada tahun ini, yang mana secara simultan memacu segmen dana murah.
"Selain pembiayaan, kami berharap juga ada akselerasi untuk penghimpunan dana di regional timur. Apalagi merujuk pada FDR, kami masih memanfaatkan dana dari pusat untuk menyalurkan pembiayaan. Sehingga fokusnya memacu dana murah, diantaranya melalui produk tabungan Mabrur," urainya.
Di sisi lain, lini bisnis gadai dan cicil emas yang dijalankan perseroan menjadi produk dengan kinerja pertumbuhan paling tinggi dibandingkan dengan produk pembiayaan lainnya di Regional VII.
Ilyas menguraikan, hingga kuartal pertama tahun ini realisasi penyaluran pembiayaan (outstanding) gadai dan cicil emas di regional timur mencapai Rp334 miliar dan diproyeksikan mampu terakselerasi hingga 40% hingga akhir tahun ini dibandingkan dengan posisi akhir 2016.
Sementara itu, untuk produk pembiayaan pensiunan juga telah mencatatkan tren pertumbuhan pada tiga bulan pertama tahun ini dengan realisasi penyaluran sebesar Rp50 miliar per bulan.
"Pembiayaan mikro kami juga cukup baik, kualitas tetap terjaga dengan NPF di bawah 2%. Sedangkan untuk pembiayaan rumah melalui produk Griya BSM targetnya sekitar Rp14 miliar per bulan, namun itu masih terbatas kami pasarkan di Makassar," papar Ilyas.
Menurutnya, serangkaian rencana bisnis tersebut diproyeksikan mampu menopang target pertumbuhan kinerja bisnis BSM Region VII secara kumulatif 2017 sebesar 25% (yoy), yang mana posisi aset sejauh ini berada posisi Rp3,8 triliun.