Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah mulai melakukan pemantauan komoditas pokok di daerah guna menangkal terjadinya lonjakan harga maupun kelangkaan menjelang puasa dan lebaran mendatang.
Salah satunya dilakukan di Makassar, Sulawesi Selatan, yang berorientasi untuk menjaga kestabilan harga maupun jaminan ketersediaan pasokan komoditas pokok di Sulawesi Selatan secara umum.
Adapun pemantauan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan dengan melibatkan instansi terkait setempat dengan menyasar tempat penyimpanan komoditas pokok tingkat distributor di kota tersebut.
Sutriono Edi, Staf Ahli Bidang Pengamanan Pasar Kemendag, mengatakan langkah tersebut juga mencakup pada pemantauan pada pasar ritel modern maupun pasar tradisional agar memastikan harga komoditas pokok tetap stabil.
"Kami ingin pula melihat kesiapan Sulsel dalam menghadapi periode puasa dan lebaran mendatang. Dan sejauh ini, stok komoditas pokok masih bisa untuk memenuhi kebutuhan beberapa bulan ke depan, begitu juga dengan harga yang relatif masih terkendali," katanya di sela-sela kunjungan di Makassar, Rabu (26/4/2017).
Dia merincikan, terdapat 13 komoditas pokok yang menjadi sasaran pemantauan Kemendag di Makassar diantaranya gula, minyak goreng serta terigu, di mana sebagian besar dalam stok terjaga dan harga terkendali.
Kendati demikian, pemantauan secara berkala dengan pelibatan seluruh instansi terkait bakal diintensifkan agar mempersempit ruang spekulan memanfaatkan kondisi menjelang puasa dan lebaran.
Di sisi lain, lanjut Sutriono, kementerian juga telah menjalin kesepakatan dengan asosiasi pengusaha retail Indonesia (Aprindo) terkait penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk tiga komoditas melalui penjualan di ritel modern.
"Komoditas itu mencakup gula, minyak goreng dan daging beku. Untuk pasar tradisional kami harapkan bisa mengikuti dan menyesuaikan dengan HET," paparnya.
Dalam kesempatan sama, Kepala Dinas Perdagangan Sulsel Hadi Basalamah mengatakan ketersedian stok sejumlah komoditas pokok di daerah ini dalam kondisi yang sangat terjaga dengan harga yang relatif rendah dibandingkan dengan harga rata-rata nasional.
"Salah satunya komodtas gula konsumsi, stok kita masih bisa memasok kebutuhan untuk enam bulan ke depan. Begitu juga dengan gula rafinasi untuk kebutuhan industri, karena produsen ada di Makassar," katanya.
Selain itu, pemerintah provinsi juga telah berkoordinasi dengan Pelindo IV untuk memprioritaskan kegiatan bongkar muat komoditas pokok yang masuk ke Sulsel melalui pelabuhan kelolaan BUMN tersebut.
"Kami minta agar proses handling-nya di pelabuhan tidak lama. Setelah kapal bersandar langsung bongkar untuk kemudian didistribusikan," paparnya.
Di sisi lain, lanjut Hadi, pihaknya juga memberikan toleransi bagi pedagang di tingkat eceran pasar tradisional untuk penaikan harga komoditas pokok maksimal 5% memasuki periode puasa maupun lebaran mendatang.
Menurutnya, kebijakan tersebut dilakukan agar kegiatan perdagangan tetap bergairah sekaligus menggairahkan perekonomian di daerah ini.