Bisnis.com, MAKASSAR - Konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi di Regional Sulawesi dalam tiga bulan pertama tahun ini diklaim mencatatkan grafik penurunan seiring dengan hadirnya varian non subsidi dengan selisih harga yang relatif tidak berbeda jauh.
Kisanti Gondokusumo, Area Manager Communication & Relations Pertamina MOR VII Sulawesi, mengemukakan BBM jenis gasoline atau Premium menjadi varian subsidi relatif paling besar mengalami pergeseran konsumsi dibandingkan dengan solar subsidi.
"Daya beli konsumen di Sulawesi cukup baik untuk produk non subisidi, baik gasoline maupun solar. Migrasi [PSO ke non PSO] di Regional Sulawesi sejauh ini berjalan sesuai dengan ekspektasi, meskipun memang masih dalam skala yang belum terlalu besar," katanya kepada Bisnis, Rabu (26/4/2017).
Kisanti menguraikan, migrasi tersebut tercermin dari konsumsi Premium dengan kadar oktan (RON) 88 di Sulawesi dalam tiga bulan pertama secara rerata sebesar 4.581 kilo liter (KL) per hari, atau turun hingga 22,67% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5.924 KL per hari.
Sedangkan untuk konsumsi solar non subsidi dengan cetane number 48 secara rerata di Regional Sulawesi sebanyak 2.143 KL, hanya turun tipis sekitar 3,59% dari tahun lalu yang mencapai 2.223 KL.
Secara kumulatif, papar Kisanti, konsumsi Premium maupun Solar cetane number 48 bersubsidi tersebut masing-masing memberikan porsi sebesar 72% dan 98% dari total BBM PSO/non-PSO yang disalurkan perseroan di Regional Sulawesi dalam tiga bulan pertama tahun ini.
"Jika dikomparasi dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, pergeseran dari subsidi ke non subsidi terlihat. Pada tahun lalu, porsi Premium masih berada di posisi 98% sedangkan Solar PSO 99% meski turun tipis sebenarnya," urai dia.
Menurutnya, pergeseran ke gasoline bersubsidi lebih terkonsentrasi pada Pertalite RON 90 dan selebihnya ke Pertamax Series, sedangkan untuk jenis solar kecenderungan pada Dexlite yang memiliki angka cetane number 51 serta Pertamina Dex cetane number 53.
Di sisi lain, perseroan bakal memperkuat infrastruktur penunjang distribusi Pertalite maupun Pertamax untuk peningkatan kapasitas pada seluruh TPBBM Pertamina untuk memdukung upaya migrasi penuh dari PSO ke non-PSO di Regional Sulawesi.