Bisnis.com, MANADO - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melansir penyaluran kredit di wilayah Sulawesi Utara lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Kendati demikian, kualitas kredit relatif terjaga dengan baik karena nominal dan rasio kredit bermasalah lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Statistik Perbankan OJK yang dilansir Bisnis.com, Rabu (5/4/2017) menunjukkan, nilai baki debit atau oustanding kredit di Sulawesi Utara mencapai Rp30,39 triliun per Januari 2017, tumbuh 4,23% secara tahunan. Adapun, pertumbuhan kredit industri perbankan nasional mencapai 8,28% menjadi Rp4.312 triliun.
Di sisi lain, nominal kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di Sulawesi Utara naik 10,48% menjadi Rp1,18 triliun. Kenaikan ini juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan nominal kredit bermasalah indusri yang mencapai 22,48%.
Secara rasio, NPL di Sulawesi Utara tercatat 3,89% per Januari 2017, naik 22 basis poin secara tahunan. Sementara itu, rasio NPL industri mencapai 3,09% naik 36 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Elyanus Pongsoda, Kepala Perwakilan OJK Sulawesi Utara, Gorotalo, dan Maluku Utara, mengatakan secara umum pertumbuhan kredit di Sulawesi Utara tahun ini diproyeksi mencapai 11%. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi di tahun ini diharapkan bisa menekan kredit bermasalah.
"Kami juga meminta perbankan mengefektikan upaya-upaya penagihan kredit bermasalah, maka diharapkan persentase NPL di tahun 2017 akan menurun," jelasnya.