Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Pupuk Bersubsidi di Sulsel Tersedia Untuk 2 Bulan

Pupuk Kaltim memastikan memastikan ketersediaan pasokan pupuk bersubsidi di di Wilayah Sulawesi Selatan mampu memenuhi kebutuhan petani untuk dua bulan kedepan dan memastikan jauh dari potensi terjadinya kelangkaan.
Pekerja mengangkat karung pupuk/antara
Pekerja mengangkat karung pupuk/antara

Bisnis.com, MAKASSAR - PT Pupuk Kaltim memastikan memastikan ketersediaan pasokan pupuk bersubsidi di di Wilayah Sulawesi Selatan mampu memenuhi kebutuhan petani untuk dua bulan kedepan dan memastikan jauh dari potensi terjadinya kelangkaan.

Manajer Pemasaran PKT PSO I Sulawesi dan Kalimantan, Nour El Haq mengatakan seluruh jaringan gudang dan distribusi perseroaan dalam keadaan siap dalam memasok kebutuhan pupuk sentra-sentra pertanian sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing.

Khusus di Sulsel, lanjut dia, penyaluran pupuk bersubisidi jenis urea telah terserap sebanyak 93.094 ton secara kumulatif dalam tiga bulan pertama tahun ini, sedangkan jenis NPK mencapai 324 ton dalam periode yang sama.

Adapun ketersediaan pupuk bersusbsidi pada seluruh jaringan gudang perseroan di Sulsel sejauh ini berada pada posisi 41.043 ton untuk urea serta 75 ton jenis NPK yang diestimasi mampu memenuhi kebutuhan petani di daerah ini dengan durasi hingga 2 bulan ke depan atau hingga Juni 2017 mendatang.

"Pemantuan secara intensif juga kami lakukan dengan menggandeng distributor, instansi terkait serta pemerintah daerah untuk memastikan penyaluran pupuk sibisid ini tanpa permasalahan," katanya di Makassar, Selasa (4/4/2017).

Hingga akhir tahun ini, rencana penyaluran pupuk bersubsidi dari perseroan sebanyak 241.870 ton urea serta 92.880 ton NPK yang merujuk pada RDKK yang ditetapkan Dinas Pertanian kabupaten/kota se-Sulsel.

Secara keseluruhan wilayah penjualan Pupuk Kalimantan Timur (PKT), volumen stok urea bersubsidi yang disiapkan perseroan dalam menghadapi musim tanam sebanyak 286.508 ton serta 25.610 ton NPK.

Superintendent PKT Sulawesi 1 (Sulsel), Slamet Sunardi menambahkan kuota pupuk bersubsidi di Sulsel pada tahun ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi penyaluran tahun lalu yang mencapai 267.470 ton.

Menurutnya, pengurangan kuota tersebut seiring dengan upaya pemerintah mendorong para petani maupun kelompok tani mampu lebih mandiri dan melakukan inovasi operasional pertanian yang berorientasi pada peningkatan produktivitas pangan.

"Tetapi tidak menutup kemungkinan akan ada realokasi menjelang akhir tahun, secara historis kadan terjadi permintaan pupuk subisid yang melonjak signifikan, sehingga pemerintah merevisi kuota pupuk bersubsidi untuk petani," paparnya.

Slamet menguraikan, rantai pasok pupuk bersubsidi perseroan di Sulsel dilakukan melalui jaringan pergudangan yang terbagi dalam empat lini meliputi Lini 1 yang merupakan gudang produsen dengan jumlah 2 gudang berkapasitas kumulatif 38.000 ton.

Kemudian Lini 2 yakni unit pengantingan pupuk dengan kapasitas 43.951 ton serta Lini 3 atau gudang distributor yang tersebar pada kabupaten/kota di Sulsel sebanyak 24 unit dengan kapasitas keseluruhan 56.754 ton.

Adapun untuk Lini 4 yakni gudang pengecer atau kios resmi tersebar secara proporsional pada tingkat kecamatan hingga desa/keluarah di Sulsel dengan jumlah kumulatif sebanyak 1.132 unit yang selanjutnya berhubungan secara langsung dengan petani maupun kelompok tani penerima pupuk bersubsidi.

"Seluruh penyaluran kami sesuaikan dengan kuota yang ditetapkan pemda, namun terkadang ada daerah yang serapannya cukup rendah sedangkan ada juga yang cukup tinggi dan melampaui kuota. Di titik ini kerap disebut beberapa pihak sebuah kelangkaan, padahal skemanya itu ada pengalihan, itu juga acuan kami adalah SK dari pemda setempat," urainya.

Di sisi lain, Slamet juga menghimbau petani untuk bergabung dalam kelompok tani dan menyusun Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompk (RDKK) sehingga penyaluran pupuk bersubsidi bisa lebih optimal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler