Bisnis.com, MAKASSAR - Persaingan industri perhotelan di Makassar diyakni bakal mencapai titik tertinggi memasuki kuartal kedua tahun ini hingga beberapa tahun kedepan terkhusus pada segmen premium yang menawarkan pula penyediaan arena konvensi untuk MICE.
Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga mengatakan kian gencarnya jaringan hotel global menggarap pasar perhotelan Makassar juga menjadi faktor pendorong kian sengitnya persaingan industri tersebut di tengah kondisi permintaan yang masih dalam tahapan pemulihan.
Menurutnya, penambahan pasokan kamar yang ditandai dengan pengoperasian hotel berklasifikasi bintang bakal memicu pelaku industri lebih kreatif dalam mengatrol angka keterisian kamar atau okupansi serta strategi dalam neawarkan tarif yang kompetitif.
"Sisi positifnya, tentu akan lebih menguatkan posisi Makassar sebagai destinasi MICE terlebih dengan ekspansi chain global menggarap Makassar. Selain itu, akan lebih meningkatkan kualitas layanan pada hotel-hotel untuk menarik angka kunjungan," katanya kepada Bisnis, Minggu (26/3/2017).
Anggiat berharap, pemerintah daerah agar lebuh agresif dalam menarik penyelenggaran event maupun festival skala besar mengikuti penyediaan pasokan kamar serta fasilitas konvensi yang disiapkan pelaku industri perhotelan sehingga lebih mendorong penguatan sektor tersebut.
Jika hal tersebut terealisasi, lanjutnya, asosiasi optimistis tingkat okupansi perhotelan di Makassar mampu menyentuh 65% pada tahun ini atau naik dibandingkan dengan performa tahun lalu yang relatif terpukul dan berada pada level 58%.
Berdasarkan data PHRI, pasokan kamar hotel di Makassar telah mencapai sekitar 16.000 unit dan bakal terus bertambah seiring dengan penambahan empat hotel baru berklasifikasi bintang yang bakal beroperasi hingga 2018 mendatang. Angka tersebut juga telah berada pada posisi over supply dengan persentase hingga 20%.
Paling anyar, jaringan global yang merealisasikan ekspansi di Makassar adalah Accor Hotels melalui pengoperasian secara penuh Ibis Styles dengan kapasitas 177 kamar disertai dengan fasilitas MICE dan lainnya.
Sejauh ini, terdapat sejumlah jaringan global yang telah memiliki dan mengoperasikan hotel berklasifikasi bintang di Makassar diantaranya Marriot International, Aston Internatonal, Swiss-Belhotel, Red Planet Hotels, Melia Hotels International, Aryaduta Hotels serta beberapa lainnya.
Adapun untuk jaringan hotel domestik yang beroperasi diantaranya Sahid Group, Santika Hotel Indonesia dan lainnya. Sedangkan jaringan hotel berbasis di Makassar yang relatif mampu bersaing dengan jaringan nasional dan global tersebut hanya Phinisi Hospitality yang memiliki beberapa hotel berklasifikasi bintang tiga hingga lima di kota ini.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan ekspansi pada sektor perhotelan di Makassar menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi Sulsel secara umum karena ikut menggerakkan banyak sektor turunan.
Selain itu, langkah investor menyasar sektor perhotelan Makassar juga dinilai sangat tepat seiring dengan posisi kota ini sebagai salah satu destinasi favorit oleh wisatawan mancanegara maupun asing.
"Kondisi ini ditunjang dengan tersedianya infrastruktur sarana transportasi yang presentatif, dimana jalur transportasi udara sangat mendukung keluar masuknya wisatawan ke Sulawesi Selatan yang berasal dari berbagai wilayah, baik dalam maupun luar negeri dengan lancar dan teratur," katanya saat meresmikan Ibis Styles akhir pekan lalu.
Dia menguraikan, pembukaan rute penerbangan internasional oleh beberapa maskapai melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dinilai pula turut berpengaruh positif untuk mendongkrak jumlah pengunjung yang membutuhkan akomodasi di Sulawesi Selatan khususnya di Makassar.